Part 17

1.4K 240 55
                                    


Yuki sebisa mungkin ingin menahan air mata yang memaksa untuk lolos.

Aku kuat, Tuhan aku kuat, aku tak boleh lemah lagi.

Ia membatin tetapi tetap saja air mata lolos begitu saja. Ia tak mampu untuk menahannya bahkan untuk sebentar saja. Rasa sakit itu terus menghantam jiwanya. Cintanya menghancurkan pertahanannya.

Yuki hanyalah seorang korban dari cinta yang bertepuk sebelah tangan. Cinta yang pada akhirnya menghancurkan kehidupannya.

Masih dengan air mata, ia bangun secara perlahan. Berjalan pelan, menahan rasa sakit di area sensitifnya akibat perlakuan biadap suaminya dan juga menahan rasa sakit di pipi dan juga tangannya akibat perlakuan kekasih suaminya.

Dikamar Al duduk terdiam, ia mengepalkan jarinya menahan emosi. Ia tak menyangka Yuki akan membalas perkataannya.

Jujur, rasa kecewa hinggap di hatinya. Ada yang hilang dari dirinya saat Yuki melawan perkataannya, saat Yuki tak lagi menyapanya, dan tak lagi menyiapkan makan untuknya.

Mengapa? Apa salahnya, bukankah dia yang sudah berkelakuan biadap terhadap Yuki, sehingga kini gadis itu terluka bukan hanya di hati, fisik dan juga mentalnya.

Al mencoba untuk meredamkan emosinya. Ia menutup matanya, mencerna setiap kejadian dan juga perkataan Yuki.

Tesssttt....

Setetes air mata jatuh saat ia teringat akan wajah Yuki tadi, ia tak menyangka saat menatap mata gadis itu, akan terpancar beribu luka yang mendalam akibat dirinya.

"Beib"

Al tersadar saat dengan manjanya Allysa merangkulnya dan bersandar di bahunya. Al dengan cepat menghapus air matanya yang tak diketahui Allysa.

"Kenapa beib" lembut Al.

"Kapan sih kamu cerein tuh jalang, dia udah keterlaluan beib, dia udah berani menghina aku" ucap Allysa manja dan kini gadis itu sudah berdiri berjalan kearah jendela kamar.

"Sabar dong beib, aku nggak mungkin bisa cerein dia gitu aja, aku nunggu waktu yang tepat dan pas untuk nyerein dia dan buat keluarga aku membenci dia" jelas Al, masih duduk di tempatnya.

Allysa memutar tubuhnya menatap Al sambil bersedekap "Kelamaan beib, aku capek tau liat dia disini" ucap Allysa manyun.

Al berjalan menghampiri Allysa, tangannya melingkar indah di pinggang ramping gadis itu.

"Kamu tenang aja, nggaj bakalan lama kok, semua bakalan selesai dan boom dia bakal keluar dari rumah ini" ucap Al dengan senyumannya.

Allysa menatap Al dengan tersenyum, tangan gadis itupun melingkar indah di leher Al.

"Kamu janji" ucapnya.

"Janji" jawab Al.

Allysa tersenyum, mereka saling bertatap, dan saling mengunci tatapan masing-masing.

"I miss u" bisik Al lembut di telinga Allysa.

Allysa memejamkan matanya, saat Al berbisik kepadanya.

"Apa yang kamu rindukan dari aku" bisik manja Allysa.

Al menatap Allysa tangannya menyentuh bibir Allysa lembut.

"Aku merindukan semuanya, bibirmu, jemarimu, juga tubuhmu" ucapnya seraya menyentuh setiap bagian tubuh Allysa.

Allysa tersenyum dan makin merapatkan tubuhnya dan Al. Menepis setiap jarak diantara mereka.

"Aku juga merindukanmu beib" bisik Allysa. Al mulai mendaratkan bibirnya pada bibir Allysa, melumat bibir gadis itu dengan lembut. Al terus menikmati ciumannya. Namun ntah apa yang dipikirkannya, saat ia mencium Allysa, ia kembali teringat akan wajah Yuki. Dengan cepat Al melepaskan ciuman mereka.

TERLAMBAT ( Tersedia PDF )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang