Extra Chapter

13.2K 358 2
                                    

Tidak terhitung sudah berapa kali Naura tersenyum, begitu pun Farhan yang selalu menatap wanita di samping nya.

Waktu melesat begitu cepat, Farhan menyadari hal tersebut. Dulu saat SMA, Naura hanya teman nya. Teman taruhan sepak bola, teman bercanda, teman bertengkar. Sekarang lihat lah. Bahkan perut Naura yang membesar itu karena ulah nya. Ah, Farhan jadi malu.

Suara burung ikut mewarnai kebahagiaan pasangan itu di tengah terik nya matahari pagi. Kata Farhan, hal tersebut bagus untuk kesehatan janin. Berjemur di bawah matahari pagi. Naura si nurut-nurut saja asal di temani suami nya.

"Mau minum ga?" Farhan membuka suara, beranjak dari taman belakang rumah nya untuk mengambil segelas air putih, padahal Naura belum menjawab apa-apa.

"Aku mau nya soda, Han." Tolak Naura saat suami nya memberikan satu gelas air putih. Farhan melongo kemudian tertawa, hampir terjebak permainan istri nya. Sejak kapan Naura suka minuman soda? Ada-ada saja.

"Yeh ngelawak nih bocah."

"Aku bukan bocah!"

"Dulu bocah, sekarang calon Ibu nya bocah," ujar Farhan yang berhasil membuat Naura menundukan kepala nya malu.

"Kamu juga!" Sentak Naura tidak terima, bibir nya maju beberapa senti. Pertanda ia menantang Farhan.

"Minta di cium ya?" Farhan menyeringai jahil, sedangkan Naura langsung menormalkan bentuk bibir nya kembali. "Si anjing."

"Eh ngomong nya."

"Apaan si? Aku ngomong anjing, anjing yang hewan itu." Bela Naura.

Farhan tertawa, begitu pun istri nya. Tidak ada yang berbicara lagi setelah itu, Naura menyipitkan mata nya sambil sesekali mengelus perut nya yang sudah bulat besar. Dua bulan lagi kebahagiaan mereka akan segera lengkap. Dua bulan lagi Naura akan menjadi Ibu, dan Farhan menjadi Ayah. Membayangkan nya saja sudah membuat Naura senyum-senyum sendiri.

Usia Naura memang sudah dua puluh lima, tetapi kelakuan nya masih seperti anak SMA bila bersama Farhan. Maklum lah, di mabuk cinta.

Laki-laki berkaos abu-abu itu lagi-lagi tertawa. Mata nya tidak bisa beralih dari wanita di samping nya. Sambil mengelus-ngelus perut Naura, Farhan berkata, "hai, ini Papa. Kamu cewek atau cowok nih? Mudah-mudahan kamu ga mirip Mama ya, mirip Papa aja biar cakep."

"Semoga kamu kembar lima ya, biar Papa capek ngurusin nya." Tambah Naura sambil cekikian. Usia kandungan nya memang sudah tujuh bulan, tetapi ia memilih untuk tidak  memeriksa apakah bayi nya laki-laki atau perempuan. Biar kejutan. Perlengkapan bayi yang sudah di beli juga berwarna netral.

Sebenarnya itu kemauan Farhan, karena kata Mama nya dulu saat Mama nya hamil Farhan, di test USG Farhan malah terlihat seperti perempuan, jadi orangtua Farhan membelikan perlengkapan bayi berwarna pink, ya pokok nya yang cewek banget. Jadi, Farhan tidak mau hal itu terjadi kepada anak nya nanti.

Naura yang di ceritakan kejadian itu malah menertawai Farhan habis-habisan. Kata nya Farhan memang mungkin ga di ridhoin jadi cowok.

"Ra."

"Hm."

"Engga, nge-test doang." Balas Farhan jahil. "Lu kira line kali test-test segala."

"Farhan! Naura!" Suara itu membuat Naura buru-buru bangun dari tempat nya--di bantu oleh Farhan karena ia tidak bisa bangun sendiri.

"Mama!!" Lantas Naura berteriak, mengisi rumah lantai dua yang di tepati nya setelah menikah dengan Farhan. Mama nya tentu tidak tinggal disini. Itu lah yang membuat Naura histeris saat mengetahui Mama nya datang.

"Aduhhh!! Bentar lagi Mama punya cucu," ujar Mama histeris, beberapa kali mencium perut anak nya. "Kalo di liat-liat anak kamu cowok kayak nya."

"YES." Farhan memejamkan mata, saking serius nya mendeklarasikan kemenangan. Ia memang menginginkan anak laki-laki. Berbeda dengan Naura yang memilih perempuan.

"Farhan, Naura centil ga selama lagi hamil? Suka dandan-dandan gitu ga?" Farhan menggeleng kuat. Yakin betul kalau Naura jarang menyentuh make up nya. "Kemungkinan si cowok, Omah Mama sering bilang gitu."

"Maksud nya, Ma?" Naura menaikan sebelah alis nya tidak mengerti.

"Jadi kalo kata orang dulu tuh misalnya ada orang hamil terus yang hamil ini suka dandan-dandan gitu pokok nya cewek banget berarti anak nya cewek. Tapi kalo sebalik nya, berarti cowok."

Naura mengangguk-anggukan kepala nya mengerti. "Tapi itu mitos si, gatau bener gatau engga."

"Kamu mau Mama masakin apa? Daging teriyaki ya? Yaudah Mama masak dulu," pamit Mama nya keluar dari area ruang tamu.

Farhan tersenyum, menaikan kedua alis nya bersamaan. Dari kilatan mata nya, ia berharap kalau omongan Mama Mertua nya tadi bener. "Eh tapi Han, kalo anak nya cowok kamu mau kasih nama apa?"

"Sumanto." Naura reflek memukul lengan Farhan yang ada di samping nya. "Nanti kalo anak kita makan daging manusia gimana!"

"Iya, iya bercanda." Farhan nyengir lebar, kemudian terlihat berpikir. "Revan...Leo....Mahardika."

"Bagus ga?" Tanya Farhan ragu. Sungguh, ia belum menyiapkan nama apa-apa dan tadi hanya sebuah kebetulan. Naura mengangguk ragu. "Kalo anak nya cewek kamu mau kasih nama apa?"

"Sarah Galena Maurisa."

---

Yuhuuuu aku kembali wkwk
Karena ada yang minta extra chapter nih aku kasih. Sebenernya males terus karena sekarang gabut yaudah deh wkwk

Terus masa kepikiran mau re-make cerita ini lagi. Terus kepikiran pengen bikin sequel pas anak mereka udah SMA. Kayak nya seru HAHAHA.

Di tunggu ya anak Farhan sama Naura cewek atau cowok wkwk.

Makasihh💕

Second ChancesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang