Setelah segala keributan yang di ciptakan Mbak Bel selama proses persiapan pernikahannya ini, akhirnya Swari bisa menarik nafas lega. Di hari istimewa Mbak Bel, seluruh rangkaian acara berjalan khitmad. Mulai dari akad nikah, sungkeman, hingga resepsi semua terasa syahdu. Salah satu perkebunan di lembang Bandung yang menjadi tempat acara terasa tepat. Tema garden party yang Mbak Bel angkat, membuat acara terasa lebih santai.Ditambah Sewari merasa amat senang karena seminggu ini bisa kembali berkumpul dengan keluarganya. Bahkan saat Mas Rio menawari hotel bintan lima untuk menginap, orang tua dan Oma nya lebih memilih berdesak-desakkan tidur di apartemen Swari dan Mbak Bel. Mereka beralasan ingin sekali-sekali bisa dekat dengan anak-anaknya yang jarang mereka temui itu. Rasa haru biru pun menyergap hati kecil Swari.
Di momen ini juga Swari pergunakan untuk memperkenal kan Naresh kepada keluarganya. Swari ingat betapa Naresh tak henti-hentinya bertanya pakaian seperti apa yang bisa membuat orang tuanya menyukai Naresh. Swari juga ingat bagaimana Naresh dengan polosnya membawa berbagai macam buah tangan seperti Martabak keju dan telor, Brownies, Mangga, hingga Soup Gurame dan Ayam goreng tulang lunak. Saat Swari bertanya mengapa membawa begitu banyak hidangan ia hanya menjilati dan menggigiti bibirnya tanda gugup sambil berujar, ia terlalu bingung harus membawa apa agar hati Orang Tua Swari terenyuh, hingga ia putuskan untuk membawa seluruh makanan yang di rekomendasikan teman-temannya.
Awalnya perkenalan tersebut sangatlah canggung. Papanya yang memang tidak mudah menerima kenyataan bahwa putri-putrinya sudah dewasa, tak henti-hentinya menatap Naresh dengan pandangan menilai. Dulu pun saat Mbak Bel mengenalkan Mas Rio kepada Papa, beliau juga tak henti-hentinya menginterogasi Mas Rio sampai Mama dan Omanya akhirnya turun tangan dan membuat sang Papa terdiam. Kini melihat Naresh terlihat sedikit mengkerut di bawah tatapan Papanya yang sepertinya sudah siap memborbardir dengan jutaan tanya, Swari jadi merasa kasihan. Untunglah, Naresh mampu menghadapi tekanan tersebut dengan baik. Hingga Papanya kehabisan bahan interogasi dan membiarkan Naresh menghabiskan waktu bersama mereka semua di apartemen. Seminggu itu juga Naresh mengeluarkan pesonanya dengan menjadi tour guide dadakan untuk keluarga Swari selama di Jakarta.
Kini Mbak Bel telah mengenakan gaun putih dan mahkota kecil untuk acara resepsi. Ia terlihat bagai putri dan Swari tak bisa berhenti merasa terharu di buatnya. Dilihatnya sang Papa yang berdiri di atas pelaminan terlihat bersusah payah menghilangkan bulir air mata yang kerap kali ingin meluncur turun dari kedua bola matanya.
Sayang rasa khidmat yang mengelilingi kebun tempat Mbak Bel melaksanakan resepsinya itu, tak bisa membuat Naresh menahan ekspressi masamnya. Mc pernikahan Mbak Bel yang berhalangan hadir dan ternyata di gantikan oleh Eda berhasil membuat Naresh bertampang manyun di sepanjang acara. Apalagi saat Eda menyapa dan memuji penampilan Swari, hampir saja kejadian adu jotos yang terjadi di depan pintu apartemen Swari terulang lagi. Untung kali ini Naresh masih bisa menggunakan akal dan bukan kepalan tangan, sehingga ia tidak jadi meninju muka Eda lagi. Tapi sebagai gantinya Swari harus rela di tarik Naresh agar menjauh dari Eda.
000
Banyak yang Swari temui hari itu, Budeh, Pakdeh, Om, Tante, Sepupu, Kedua orang tua Naresh, juga beberapa pegawai Cafe Mabel. Di setiap langkah Swari, ia akan terhenti sebentar kalau melihat orang yang ia kenal, berbincang sebentar sebelum kembali berjalan. Naresh yang selalu mengikuti Swari dengan sabar pun, tidak pernah mengeluh kala ia harus berkenalan dengan keluarga dan orang-orang yang Swari kenal.
"Hai Ri, you look beautiful today."
Swari menengok ke arah suara yang memanggilnya itu, persis di sampingnya berdiri cewek elegan mengenakan dress bewarna royal blue. Sekarang Seari paham kenapa biru bisa identik dengan megahnya kerajaan. Lihat saja di sampingnya Kak Sapphire benar-benar menyerupai putri raja, padahal gaun yang ia kenakan pun berbentuk simpel.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Circle (The 1994 Series)
ChickLit[COMPLETED, 18 Juni 2017] Dia tahu dia harus pergi. Dia tahu ini tidak benar. Dan dia tahu ketidakpastian itu memerangkap, Seperti hidup di dalam lingkaran tak kasat mata yang tahu dimana letak pintu keluar itu berada, namun tidak tahu apakah harus...