Jarak & Gengsi

548 103 6
                                        


Naresh Hutama : Mahe

Naresh Hutama : P

Naresh Hutama : P

Naresh Hutama : P

Naresh Hutama : P

Maheswari. W : Bawel

Naresh Hutama : Jahatnya :(

Maheswari. W : Apa sih Nar? Ada apa??

Naresh Hutama : 3 hari lagi gue balik cuy! Pasti lo udah kangen sama gue makanya gue memperbolehkan elo untuk jemput gue di bandara hahaha

Maheswari. W : M

Maheswari. W : A

Maheswari. W : L

Maheswari. W : E

Maheswari. W : S

Maheswari. W : Wkwkwk

Naresh Hutama : :(

Maheswari. W : Iya iya gue jempuuut

"Ri senyum-senyum aja, ada apa sih di hp lo?" Tanya Eda yang sedang duduk di sebrang Swari. Eda memang sedang berkunjung ke Cafe Mabel alasannya sih ingin makan siang. Swari yang mengerti tata krama tidak mungkin mengusir pelanggan, apalagi Eda sudah membantu dia beberapa hari yang lalu, jadilah ia menemani Eda memilah-milah menu di hadapan mereka saat ini.

"Gak ada apa-apa. Jadi lo mau makan apa?"

"Subhanallah, terharu deh Eda di perhatiin princess." Eda meletakkan kedua telapak tangannya di dada seakan-akan ia baru saja mendapatkan suatu keajaiban besar.

Swari segera beranjak dari duduknya ketika Eda langsung menahan lengannya. "Eh mau kemana?"

"Manggil pelayan." Swari melihat Eda dengan tatapan datar, "Lo mau di perhatiin kan? Pelayan di sini paling terkenal akan keramahan dan perhatiannya."

Eda melongo sambil menggelengkan kepalanya takjub, "Untung lo gebetan gue Ri, mau lo jutek kaya apa juga termaafkan aja."

Swari melengos dan buru-buru menepak tangan Eda dan kembali ke belakang untuk memanggil pelayan. Entah dengan apa Tuhan bisa menciptakan makhluk sefrontal Eda, niat awal Swari yang tadinya sudah mau berusaha bersikap ramah langsung pupus seketika, setelah mendengar setiap patah kata yang terlontar dari mulut gombalnya Eda.


000


Naresh melangkahkan kakinya menuju pintu keluar bandara, di benaknya ia sudah tidak sabar melihat muka jutek Swari karena harus menjemput dia di bandara pukul 5 pagi. Mas Anto memang sengaja mengambil penerbangan dini hari agar bandara tidak ramai oleh penggemar. Teman-teman dan kru nya langsung saja menghampiri van yang management sediakan untuk menjemput mereka.

"Jay pake masker mu, walaupun sepi kamu tetap harus hati-hati." Seru Mas Anto. Setelah yakin Jay mematuhi sarannya Mas Anto langsung beralih kepada Naresh.

"Kamu yakin di jemput Swari, Nar?"

"Iya mas. Paling bentar lagi sampe si Swari, aku nunggu dia di Coffee Shop situ aja."

Mas Anto terlihat ragu, dia memang manajer yang baik. Mas Anto selalu memperhatikan segala kebutuhan The 1994, dia juga sudah seperti figur kakak laki-laki untuk Naresh dan teman-temannya, karena Mas Anto tidak akan segan-segan selalu mengingatkan mereka agar tidak terbawa pergaulan yang bisa menghancurkan hidup dan karir mereka. "Yaudah, tapi kamu hati-hati ya. Topi, jaket, kacamata jangan sampe gak di pake. Kalau ada apa-apa kabarin."

In Circle (The 1994 Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang