Last Minute Notification

542 98 19
                                    


Liburan spontan dua hari satu malam yang Naresh dan Swari jalani, benar-benar meninggalkan memori manis sekaligus pahit yang tidak bisa membuat Swari berhenti tersenyum megar. Setiap foto yang Swari abadikan di kamera kesayangannya, ia cetak hasilnya dan di pajang di dinding kamar Swari. 

Swari ingat bagaimana ketika menuju bandara pagi-pagi buta, Naresh mengomelinya karena ia kekeh ingin pindah ke jok belakang mobil untuk mengambil foto jalanan saat mobil tengah melaju.

Swari ingat bagaimana di hari kedua, Naresh memporbelahkan ia mewarnai rambut Naresh menjadi pirang sebagai kado ulang tahun. Serta, bagaimana Naresh tidak henti-hentinya bertanya apa ia terlihat konyol. Yang harus Swari berkali-kali jawab pula bahwa ia tetap memukau seperti biasanya, bahkan kalau pun Naresh botak ia akan tetap menjadi cowok terganteng di muka bumi ini, canda Swari kala itu.

Ketika Swari merapikan tumpukan barang serta oleh-oleh untuk Mbak Bel dan Kesha, ia tidak bisa berhenti melihat piala dengan kalimat "The Best Girl Ever." terukir di atasnya yang Naresh berikan padanya saat di Universal Studios, berada di antara tumpukan barang. Dan yang membuat Swari semakin tertawa girang bagai bocah dungu adalah mereka berdua secara kebetulan memberikan souvenir yang sama saat itu. Ya, Swari memberikan Naresh piala bertuliskan "The Best Boy Ever."

Liburan itu begitu sempurna, hingga Swari harus terpaksa kembali ke realita yang sesungguhnya. Saat itu mereka sedang sibuk packing untuk pulang ke Jakarta ketika Swari menemukan layar ponsel Naresh mendapat beberapa pesan dari Gemma. Swari tahu Naresh bersikap acuh tak acuh terhadap pesan-pesan tersebut, namun tetap saja perasaan cemburu tidak bisa Swari larang untuk muncul dan menggerogoti hatinya. Saat itu lah Swari merasa dirinya bagai ditampar dan dirinya dipaksa kembali terperangkap dalam realita bernama pertemanan, dimana ia tidak punya hak untuk memunculkan rasa cemburunya di depan muka Naresh.


000


Hari itu adalah hari latihan terakhir sebelum esok lusa The 1994 akan melaksanakan konser penutup di Ice BSD, Serpong. Seluruh anggota band sedang dalam kondisi yang prima sehingga latihan berjalan sangat lancar. Terutama Naresh, liburan beberapa hari lalu bersama Swari berhasil membangkitkan mood Naresh. 

Sepanjang liburan tersebut juga Naresh pergunakan sebaik mungkin untuk menganalisa hatinya. Yang berujung Naresh sadar Januar benar. Entah sejak kapan tapi Naresh memang tidak pernah benar-benar memandang Swari sebagai teman. Selama berbulan-bulan mengenal Swari, Naresh sadar Swari lebih daripada seorang teman. Teman hanya cara Naresh membenarkan kelakuan aneh nya yang tidak ingin jauh dari Swari, yang saat itu tidak Naresh sadari. Swari bisa mengerti Naresh. Bahkan Naresh sadar Swari bagaikan rumah untuknya, perasaan yang selalu ia rasakan terhadapa Mama dan Papanya. Bahkan dengan segala kejutekan, amarah, kengambekan, hangat tawa, dan canda yang Swari perlihatkan padanya, Naresh selalu ingin kembali ke rumah tersebut. Sama seperti ketika ia menganggap orang tuanya bertingkah menyebalkan terutama saat Naresh masih di masa-masa puber, ia akan selalu kembali kepada orang tuanya sebagai rumahnya kala itu.

Kini setelah sadar akan betapa pentingnya Swari di hidupnya, Naresh tidak ingin kehilangan Swari. Ia bertekat selepas konser ia akan menyatakan perasaannya. Naresh tidak ingin sampai menyesal kalau Swari malah berakhir dengan cowok selain dirinya.


000


Seluruh rangkaian konser yang The 1994 lakukan sepanjang 7 bulan lebih ini berakhir sukses. Bahkan konser penutup mereka sukses besar dengan 12.000 penonton memenuhi venue. Penonton tersebut tidak saja terdiri dari penggemar biasa tapi juga beberapa selebritas tanah air dan beberapa pesohor lainnya. Tak heran media tidak henti-hentinya menyiarkan kesuksesan konser mereka.

In Circle (The 1994 Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang