Aku tidak bisa tidur malam itu. Lagipula, bagaimana aku bisa tidur dengan nyenyak jika Ruben tidur di penjara dingin itu?
Setelah dengan gelisah mencoba memejamkan mata, aku keluar, mencari minuman. Perasaanku masih tidak keruan, dan otakku tidak bisa diajak berpikir. Sialan, kembaran idiot itu benar-benar berhasil membuatku kacau begini.
Tanpa sengaja telingaku menangkap pembicaraan Ayah dan Bunda di ruang tengah. Bunda tengah terisak. Aku yakin, Bunda benar-benar ingin mengeluarkan Ruben dari penjara saat ini juga. Namun tanpa kusangka, tangisan Bunda disambut dengan suara yang juga bergetar hebat.
"Maaf aku nggak pernah jadi ayah yang baik untuk mereka."
Ayah....
Dengan cepat aku kembali ke kamar, berusaha meredam suara tangisku agar Ayah dan Bunda tidak mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] The Real Deal
Короткий рассказKomandan Pertama Kavaleri; The real bad boy ain't playing no game.