Orang yang nyaris memperkosa Anggit adalah ketua geng sekolah sebelah. Sejak dulu, KVLR dan Geng Sebelah (entah apa namanya) memang tidak akur. Tapi, aku belum pernah mendengar kabar pertarungan di antara mereka sejak menginjakkan kaki di sekolah ini. Ketua GS sedang mempertaruhkan hubungan ini dengan berusaha memperkosa Anggit.
Aku menemani Anggit sampai dia tenang, setelah itu membawanya ke UKS. Gosip di Mayapada terlalu cepat menyebar sehingga aku tidak berani bilang pada perawat mengenai apa yang terjadi pada Anggit. Pacar Dhimas itu menolak untuk tetap tinggal di UKS, dan aku disuruh mengantarnya ke kelasnya.
Sialnya, di tengah perjalanan, kami dilihat oleh tiga idiot dengan pangkat tertinggi di KVLR. Ruben, Dhika, dan Dhimas segera menghampiri kami.
"Git, ada apa?" Dhimas langsung menanyakan kabar Anggit dengan panik.
"Nggak, nggak ada apa-apa." Anggit pura-pura tersenyum, tapi jejak air matanya masih begitu jelas.
"Ada apa?"
Dengan cepat aku mendorong Dhimas menjauh. "Nggak sekarang. Anggit harus ada di kelasnya dulu."
Dhimas tampaknya menyadari sesuatu. "Robby, pasti dia, kan?"
"Niko bilang tadi kalau dia ngedeketin elo." Ruben langsung menyadari sesuatu yang salah. "By, ada apa?"
Dhimas langsung terlihat panik. "Kamu diapain sama Robby?"
"Aku harus ke kelas." Anggit mendorong Dhimas dan berjalan menjauh.
Aku menahan Dhimas yang tampaknya ingin dekat-dekat dengan Anggit dan mengantar Anggit ke kelasnya. Firasatku amat buruk sekarang. Dan aku nyaris yakin apa yang akan dilakukan Ruben.
Tawuran. Pasti Ruben akan memulai tawuran dengan GS.
[aku mager ngebenerin banner-nya, yowis lah ya :" yang benar respons bukan respon]
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] The Real Deal
Historia CortaKomandan Pertama Kavaleri; The real bad boy ain't playing no game.