04- Hadiah Pertama

7.7K 530 95
                                    

NEMU CERITA INI LEWAT MANA?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


NEMU CERITA INI LEWAT MANA?

MANDIRI?

INSTAGRAM?

TIKTOK?

DARI TEMEN?

DIHARAPKAN UNTUK MEMBERIKAN VOTE DAN KOMENTAR DI SETIAP CHAPTER KARENA NGGA ADA TARGET UNTUK NEXT PART🙂

NGGA SULIT BUKAN?

YANG NGGA PERNAH VOTE DAN KOMEN NTAR NGGA DAPET COGAN IDAMAN LOH😔🖖🏻

PEMBACA YANG BAIK ADALAH YANG MEMBACA CERITA SAMPAI ENDING DAN MENGHARGAI HASIL KERJA KERAS AUTHORNYA—♡

°°°

Bisa di dekatmu saja sudah membuatku senang. Apalagi memilikimu?!

***

Deera berjalan keluar kelas. Baru sampai beberapa langkah di depan koridor, langkahnya terhenti karena ada yang mencengkram pergelangan tangannya. Deera sedikit terkejut dan takut. Dicengkram dari belakang begini, membuat aura mistisnya semakin terasa.

Deera membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa yang berani memegang pergelangan tangannya. Kemudian berdecak kesal karena ternyata oh ternyata.

"Kebelet berak lo?" tuding Arven disertai kerlingan jahilnya begitu melihat wajah tegang dari gadis di depannya ini.

"Lo kayaknya seneng banget deh ngagetin gue!"

Arven terkekeh pelan. "Seneng aja liat lo sengsara."

Deere berdecak sebal. "Tau ah! Kalau gue ketemu lo itu bawaannya marah mulu! Ntar muka gue jadi cepet tua, gara-gara marah terus."

"Tapi gue seneng liat muka lo yang marah-marah gitu," ucap Arven menggoda Deera.

"Tapi gue yang menderita! Lo mah bahagia di atas penderitaan orang lain!"

"Kenapa masih ada di sini?" tanya Arven heran. Kalau Arven mah sudah tidak heran ketika dirinya pulang pukul empat sore. Karna biasanya, ketika bel pulang berbunyi itu Arven tidur di kelas sebentar yang kemudian tidak langsung pulang dan menuju cafe depan sekolah sekadar untuk nongkrong bersama anak club Liones yang lain.

"Bukan urusan lo. Udah ah gue mau balik." Deera membalikkan tubuhnya berniat pergi meninggalkan Arven. Tapi belum saja dia melangkah, lagi-lagi tangannya kembali dicekal oleh Arven.

REGRET Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang