DIHARAPKAN UNTUK MEMBERIKAN VOTE DAN KOMENTAR DI SETIAP CHAPTER KARENA NGGA ADA TARGET UNTUK NEXT PART🙂
NGGA SULIT BUKAN?
YANG NGGA PERNAH VOTE DAN KOMEN NTAR NGGA DAPET COGAN IDAMAN LOH😔🖖🏻
PEMBACA YANG BAIK ADALAH YANG MEMBACA CERITA SAMPAI ENDING DAN MENGHARGAI HASIL KERJA KERAS AUTHORNYA-♡
°°°
Ketika rasa kepedulian dan khawatir itu hadir, akankah cinta itu memang ada atau hanya rasa penasaran semata?
***
"Widih jadi modus yang dibilang bang Nizar kemarin bener."
"Mainnya sat set, ngga seru banget."
"Orang ganteng mah bebas."
"Beda cerita kalau sok kegantengan!" Nizar melirik Jovin sembari menekankan kata kegantengan.
Jovin yang tidak sadar dirinya disindir karna sibuk dengan perlengkapan safety, tidak mengalihkan pandangannya kepada Nizar sedikit pun.
Arven mengabaikan cibiran dari teman-temannya ketika dirinya datang bersama Deera. Sekarang, mereka tengah berkumpul di stadion gor untuk persiapan sebelum tour.
"Nggak usah caper dengan bersikap sok lemah, karna nggak bakal ada yang peduli!" ucap Arven memberikan sebuah helm yang dikhususkan untuk sepeda kepada Deera.
"Siapa juga yang caper?!"
Demi apa pun tidak ada hari minggu yang menyebalkan selain hari ini. Bagaimana tidak? Syarat yang Arven bilang kemarin benar-benar terlaksanakan. Sekitar jam lima pagi, Arven datang ke rumahnya bersama dengan sepeda baru yang Arven belikan. Kemarin, Deera pikir Arven hanya bercanda untuk main-main jadi Deera tidak terlalu menghiraukannya, namun sialnya Arven justru menepati ucapannya itu.
Tadinya Deera ingin beralasan bahwa dia tidak enak badan. Namun karna teman serumahnya yang tidak lain adalah Dev, rencana Deera itu terpaksa gagal total. Kakaknya tidak bisa diajak berkompromi, yang justru malah mendukungnya untuk pergi bersama Arven.
"Bawa aja gih sana Ven. Cape mata gue liat dia di rumah terus. Apalagi cuma tiduran ngga ada kegiatan. Kalau pergi sama lo kan, seenggaknya ada suasana baru gitu lah. Gue percaya, lo bisa jagain adek gue."
Kalimat Dev ketika Arven meminta ijin tadi pagi yang masih terngiang dengan jelas di telinga Deera dan membuatnya darah tinggi hingga sekarang!
"Sekarang gue ajak lo touring dulu, next time mungkin sunmori or night ride kalau lo mau."
Deera menghembuskan nafasnya kesal. "Ngga ada lain kali, cukup ini yang pertama dan terakhir!"
Arven mengabaikannya, memilih bergabung dengan temannya yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGRET
Teen Fiction𝓡𝓮𝓰𝓻𝓮𝓽 𝓲𝓼 𝓪𝓵𝔀𝓪𝔂𝓼 𝓬𝓸𝓶𝓮 𝓽𝓸 𝓵𝓪𝓽𝓮. 𝓐𝓹𝓹𝓻𝓮𝓬𝓲𝓪𝓽𝓮 𝔀𝓱𝓪𝓽 𝔂𝓸𝓾 𝓱𝓪𝓿𝓮, 𝓫𝓮𝓯𝓸𝓻𝓮 𝓲𝓽 𝓽𝓾𝓻𝓷𝓼 𝓲𝓷𝓽𝓸 𝔀𝓱𝓪𝓽 𝔂𝓸𝓾 𝓱𝓪𝓿𝓮?-𝙍𝙀𝙂𝙍𝙀𝙏 "Putusin Deera!" Arven Xavier Faeyza Andres. Most wanted boy, tengil...