11- I'll be fine

5K 338 15
                                    

VOTE!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


VOTE!!!

KOMEN!!!

SHARE!!!

FOLLOW INSTAGRAM
@STORY.DNKAADRN

•••

Kehadiranmu, membawa warna tersendiri dalam hidupku. Awalnya aku kesal, namun perlahan, rasa itu berubah menjadi menyenangkan.

***

Arven memejamkan matanya, duduk bersandar dengan gitar di pangkuannya, menikmati suasana malam yang begitu hening. Dia menyukai ketenangan malam, dimana hanya ada suara angin dan serangga di malam hari.

Suara langkah kaki dan adu mulut seseorang membuat Arven membuka matanya. Suara itu semakin dekat hingga terlihatlah tiga sosok cowok gaje yang tak lain adalah Kenzo, Nizar dan Jovin yang sedang melangkah menghampirinya.

"Gue pikir tadi siapa ogeb!" kesal Arven, meskipun sebelumnya dia sudah menduga.

"Nanti kalau kalian pada lapar, kalian turun aja ambil makan di dapur ya. Nggak usah sungkan-sungkan. Anggep aja rumah sendiri," ucap seseorang wanita tua dengan sanggul di kepalanya yang tidak lain adalah omah Arven.

"Atau kalau ngga ada makanan yang kalian suka, kalian bisa go food, nanti omah yang bayar," lanjutnya enteng  berbeda dengan Nizar yang terkena serangan jantung mendadak.

"Temenin Arven ya, omah ke kamar dulu."

Nizar yang masih kaget, jatuh terduduk di lantai kamar Arven. Masih kaget dengan ucapan omah Arven.

Anggep aja rumah sendiri.

"Ngga omahnya, ngga orang tuanya, ngga anaknya, sama-sama royal bukan maen," gumam Nizar takjub. "Hal baik apa yang gue lakukan di masa lalu, sampai-sampai punya temen kaya Arven."

Untuk golongan seperti Nizar yang hidupnya pas-pasan dengan jumlah saudara yang lebih dari satu, kehidupan Arven tentunya membuat Nizar tidak bisa untuk bersikap biasa saja.

"Tuan muda Arven, tolong angkat Nizar Alfarizi menjadi adek angkatmu!" ucap Nizar memberi hormat.

"Jadi adik gue aja Zar, dijamin hidup lo damai sentosa," tawar Jovin.

"Abaikan apa yang gue bilang karna gue takut disantet Jovin."

Jovin mengelus dadanya mencoba bersabar. "Anak baik gini yang mainnya perempuan mana pernah main ke dukun."

REGRET Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang