Prologue

5K 478 96
                                    

Free Class menjadi awal yang sangat baik bagi kelas XII Administrasi Perkantoran 4 atau lebih singkat dipanggil XII AP 4.

Administasi Perkantoran adalah satu jurusan yang ada di jenjang SMK (Sekolah Menengah Kejuruan), dimana mereka akan diajarkan menjadi seorang yang paham dan berkeahlian khusus di ruang lingkup kantor.

Rata-rata anak AP dibilang kalem, dari jurusan yang lain yang ada di SMK Al Malik seperti Pemasaran dan Multimedia.

Dimana dua jurusan tersebut memiliki jumlah lelaki yang mayoritas daripada perempuan. Itu mengakibatkan prestasi mereka selalu di bawah jurusan AP.

Don't judge book by it's cover.

Mungkin itu istilah yang sangat pas untuk anak-anak jurusan AP. Karena begitu, kelakuan mereka pun tak lebih dari anak-anak jurusan lain-PM dan MM.

Terutama anak lelakinya, untung saja jumlahnya tidak terlalu banyak.

Dari 30 siswa/i yang ada di kelas XII AP 4, hanya ada 10 siswa. Biarpun lelaki menjadi kaum minoritas, tidak menyurutkan semangat mereka.

Bukan, bukan semangat dalam pelajaran, namun soal keramaian, yang sangat menonjol dalam hal ini adalah Irzan dkk.

Tingkat kejahilan mereka jika dihitung dari taraf 1-10, maka 10 adalah nilai yang didapatkannya.

Geng yang diketuai oleh Irzan itu selalu saja membuat 3K: keributan, keramaian dan kegaduhan.

"IYUHHHHH, TIKUS! IHHHH JIJIK!" pekik salah satu anak perempuan yang duduk di belakang.

Dia lantas mendorong kursi yang didudukkinya ke belakang dan segera menyingkir.

"Mana Tikusnya?! Lari kemana diaaaa?!" Teman sebangkunya pun ikut berteriak, membuat semua siswi naik ke atas bangku dan saling adu teriak.

Si pembuat kegaduhan tertawa ngakak, bukan hanya mereka namun siswa yang lain. Mereka mencibir para wanita yang sangat takut dengan binatang kecil itu.

"Ini dia tikusnya," Sang ketua geng pun mengambil Tikus yang nyatanya hanya bohongan itu.

Jari telunjuk dan tengahnya mengapit ekor Tikus mainan itu dan melayang-layangkannya di hadapan para wanita, sontak itu membuat mereka tambah memekik histeris.

"AHHHH IRZAN NGGAK MAU!"

"JAUHIN DARI MUKA GUE SETAN!"

"IHHH GELI!"

"JIJIK GUE SUMPAH JAN!"

Semua siswi berteriak demikian, bukannya kasian, Irzan malah semakim gencar. Kini dia bukan lagi melayangkan Tikus itu di hadapan para siswi namun melemparnya ke salah satu siswi, yang mana Tikus itu mendarat tepat di dada siswi tersebut.

"O-ow," gumam Irzan, tersenyum jahil.

"Huwaaaaa, Deannnn! Sumpah De, ini ini tolong ambilin Tikusnya, iiihhhh!" Sumpah serapah itu keluar dari mulut (namakamu), siswi yang terkena lemparan tanpa bidikkan dari Irzan.

"Kyaaa, ogah (nam)! Gue geli ih!" Deandra, teman sebangku (namakamu) bukannya membantu malah menyingkir.

"Deannn..," (namakamu) memelas. "Jahat ih!"

Deandra angkat tangan lantas berlari ke belakang dan mengumpat di balik salah satu siswi berbadan tambun bernama Rossy.

"Sayangnya temen lo lebih milih Rossy daripada lo," kata Irzan mulai mendekat.

(Namakamu) yang sedari tadi berdiri sambil menggerakkan kaki dan badannya-berharap Tikus mainan itu akan jatuh-menengok ke arah cowok yang sangat dia benci.

"Jauh-jauh lo dari gueee!" balasnya lanjut menggerakkan badan. "Ih, nih Tikus kenapa betah banget di badan gue!"

"Pengen jadi Tikusnya," Irzan memelas unyu, dan di mata (namakamu) sangat berbalik 180°, nyebelin!

Anggota gengnya bersiul sambil memukul meja dan tertawa.

"GECE NAPA BOS!"

"Hajar langsung!"

"Curke euy,"

"Apaan curke?"

"Curi-curi kesempatan."

"ASOYYY."

Semua yang dilontarkan oleh Abizar dan Sandi-sohibnya Irzan sangatlah terdengar menyebalkan bagi (namakamu).

Secara mereka diketuai oleh Irzan, si cowok dengan taraf nyebelin yang udah akut!

"Ayo donggg tikus, jatoh ih!" (Namakamu) masih berusaha agar Mainan menjijikkan itu turun dari daerah di sekitar dadanya.

"Kayaknya Tikusnya betah banget ya," kata Irzan yang tau-tau sudah di samping (namakamu). "Jadi pengen." Dengan senyuman yang menyiratkan maksud terselubung menjadi tambahannya.

"Pengen apaan lo, hah?!" kata (namakamu) ketus. Sebenarnya dia tidak terlalu takut dengan tikus, dia hanya jijik dan geli.

"Mau aku bantu?" Kepala Irzan miring ke kanan, nada suaranya dan ekspresi wajahnya sangatlah polos. "Tapi kalo kena yang 'lain'nya itu bonus ya."

"Gigi lo gendut!" (Namakamu) menoyor kepala Irzan agar menjauh darinya. "Gue bisa tanpa bantuan lo!"

Irzan mundur tiga langkah dan menengok ke arah temannya yang sepertinya mengkode:

"Udah sih ambil aja langsung."

"Tau tuh, lumayan kan, pasti lo bakal dapet 'bonus'."

Kedua telapak tangan Irzan melayang ke udara sambil mengangkat bahu.

"Ntar juga nyerah,"

Lalu Irzan kembali diam dan memperhatikan, seakan-akan menunggu, kapan cewek itu berhasil menyingkirkan itu tanpa bantuannya.

Tiupan yang dihasilkan mulut (namakamu) ternyata tidak dapat membuat tikus itu jatuh. Dia memekik sebal, dadanya naik turun bertanda dia kesal.

"2 Jam kemudian," Irzan berdusta, matanya melirik jam tangan hitamnya.

(Namakamu) mencoba cara lain, dengan menggerakkan daerah atasnya ke kanan dan kiri. Namun tetap saja tidak bisa, seperti cicak yang memiliki perekat di kakinya, (namakamu) merasa tikus itu demikian.

Dan akhirnya tikus itu pun menyingkir dari tubuh (namakamu), bukan, bukan karena usahanya namun karena Irzan yang gregetan dengan gerakkan (namakamu).

"Wow, aku mendapatkan bonusnya, kawan!" ujar Irzan keras, dia lantas berlari ke arah temannya lalu menciumi tikus itu karena sudah membawa berkah di pagi hari ini.

Namun tidak dengan (namakamu) yang menjadi korbannya.

"IRZAAAANJING! ANJINGGG! SUMPAH TANGAN LO GAK BERKAH LAGI!!!"

•••A/N•••

wkwk, bagaimana dengan prolognya?
seneng atau tidak?

kalo iya, vomment yhaaaaa cintaku💛💛💛

promotin juga bolehhhh banget hehe😘😘

(Minggu, 21 Mei 2017)

Time [Irzan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang