7. Sweet

2.8K 391 90
                                    

Hari Rabu, hari dimana kelas XII AP 4 kebagian jadwal pelajaran Penjas. Maka dari itu, para siswa diwajibkan membawa baju olahraga untuk dikenakannya nanti saat jam pelajaran Penjas yang ada di jam pertama setelah istirahat.

Deandra dan (Namakamu) sama-sama melangkah perlahan ke kelas sambil membawa sisa jajanan mereka di kantin tadi.

Deandra dengan siomaynya yang masih dia makan pada saat jalan dan (namakamu) dengan milkshake strawberrynya yang isinya sesekali dia seruput.

"(Nam)," panggil Deandra setelah memasukkan potongan siomay ke dalam mulut.

(Namakamu) berdehem.

"Lo bawa baju olahraga kan?" tanya Deandra menatap lawan bicaranya.

"Bawa," jawab (namakamu) setengah yakin. Tapi seingatnya tadi pagi dia sudah memasukkannya ke dalam tas, jadi dia menjawab 'bawa'.

Deandra membuang plastik bekas siomaynya ke tong sampah, mengambil begitu saja gelas plastik milkshake milik (namakamu).

"Minta dikit," Deandra nyengir, menyodorkan gelas plastik itu kembali.

(Namakamu) memberengut. "Kebiasaan lo, jenong!"

Kini Deandra ikut memberengut. "Gue gak suka dipanggil jenong, karena itu panggilan sayang dari mantan gue," dia menghela nafas berat.

"Yeu, dia curhat," (namakamu) memutar bola matanya. "Udah yu ah gc ke kelas, ganti baju di kelasnya sekarang, mumpung anak cowok masih pada ngantin."

Deandra mengangguk, ikut berjalan cepat bersama (namakamu). Melewati cowok-cowok nakal yang menganggu mereka dengan biasa saja, cuek. Walau dalam hati, (namakamu) sangatlah jengkel.

Kenapa sih cowok suka banget ngegodain cewek?

"Anak MM, makin brutal, tai," Deandra lumayan ngos-ngosan. Siapa yang gak ngos-ngosan? Kalo kita naik tiga lantai menggunakan tangga? Bruh.

(Namakamu) mengangguk setuju. Mereka kan memang melewati kelas Multimedia dan kalian tau apa yang dilakukan mereka? Mereka—anak cowok—pada tengkurap bertopang dagu saat (namakamu) lewat, kepala mereka ditundukkan hingga menyentuh lantai, seperti ingin mengintip apa yang ada di dalam rok (namakamu).

Gila!

Coba saja disaat seperti itu ada Pak Imam. Beuh. Tugas menulis Al-qur'an 5 juz yang harus kelar dalam seminggu sudah menanti. Ntaps lah.

Deandra sudah mengeluarkan baju olahraganya. "Belakang (nam)," katanya sesaat setelah mengambil taplak meja.

Keadaan kelas masih cukup sepi. Hanya ada beberapa cewek saja yang membawa bekal, mereka pun sudah mengganti seragam olahraganya.

"Jia! Jagain yak!!" kata Deandra pada Jia yang baru saja masuk. Jia mengangguk. "(Namakamu)! Lama lo! Elah! Putri Solo! Oy!"

"Bentar, De!" Suara (namakamu) terdengar panik bercampur cemas. Dia mengeluarkan semua isi tas bercorak garis berwarna putih campur pastel tersebut. Semuanya sudah berada di atas meja, (namakamu) menggerakkan tasnya ke bawah dengan posisi terbalik, berharap sesuatu yang penting itu nyelip.

Walau rasanya gak mungkin, baju dan celana nyelip di pojok pojok tas yang melompong kosong.

"(Namakamu)! Lo ngapa lama amat dah?!" teriak Deandra lagi. "Elah, gc Edun! Ntar anak cowok keburu masuk."

(Namakamu) menoleh lemas ke arah Deandra, dia duduk menghadap belakang. Bertopang dagu di meja belakang tempat duduknya.

"Dean...," lirihnya lemah.

"Napa?"

"Baju olahraga gue ketinggalan," Selanjutnya suara tangisan yang dibuat-buat terdengar kencang. "Huwekkkk, Dean!"

Time [Irzan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang