12. UH

1.9K 317 21
                                    

Ulangan Harian (UH) merupakan salah satu momok menyebalkan bagi pelajar. Bagaimana tidak? Sekali ada UH, pasti ada UH-UH-UH lain yang menyusul.

Gak masalah sih kalo pelajaran yang di-UHkan materinya gampang, gurunya pun enak diajak kompromi, pasti akan terjadi seperti ini:

"Anak-anak besok Ulangan ya," beritau Sang Guru.

"Ah, pelajaran ini mah gampang, gak usah belajar juga bisa," sahut salah satu murid dan teman-temannya mengangguk.

Coba kalau yang diulangankan itu pelajaran seperti Matematika? Dengan Materinya yaitu Trigonometri. Haduu.

"Anak-anak besok Ulangan ya," beritau Sang Guru.

"Ah pelajaran ini mah susah, percuma belajar, lo gak bakal dapet nilai sempurna," sahut salah satu murid dan teman-temannya mengangguk.

Yang percakapan kedua itu terjadi pada anak-anak AP empat. Mereka akan melaksanakan Ulangan Matematika dengan materi yang cukup membuat kepala mereka pusing dan berakhir dengan mereka meminum puyer, agar pusingnya hilang.

Tidak ada satu pun dari anak AP empat yang belajar, mungkin ini bisa disebut dengan keunggulan anak AP empat, yaitu kompak.

"Satu dikali satu?" Suara dari arah belakang itu terdengar keras ditambah ada nada nyanyiannya membuat semua nengok ke arahnya.

"Sama dengan satu!" Kedua temannya, Abizar dan Sandi menyahut sambil menggerakkan badan ke kanan dan kiri mengikuti irama.

"Dua dikali satu?"

"Sama dengan dua satu!"

"DASAR BEGO!" sahut seorang cewek tanpa melirik mereka.

"Siapa tu yang ngomong?" Irzan langsung berdiri dan berteriak.

"Abaikan saja Bos, kita lanjutt!" saran Abizar ternyata langsung didengar oleh Irzan, dia pun kembali duduk dan mulai memukul meja sebagai irama nyanyiannya.

"Aku dikali (namakamu)?"

"Sama dengan CINTA!"

"HEH! APA-APAAN LO PAKE SEBUT SEBUT NAMA GUE!! GAK TERIMA YA GUE!!!" Yang disebut namanya--orang yang sama meneriakki mereka bego--tadi menatap Irzan dkk yang sedang duduk di pojok dengan tajam.

"Jadi kapan kamu bisa nerima aku?" Wajah Irzan terlihat sendu, matanya teduh dan bibirnya melengkung ke bawah.

"Gak sudi!!" (Namakamu) langsung membuang pandangan ke samping kanan dan tak lagi menatap trio geblek tersebut.

"Assalamu'alaikum.." ucap seseorang dari arah luar kelas.

"Wa'alaikumsalam," jawab para murid dan langsung merapikan segala kekacauan yang telah dibuat mereka sendiri.

Trio geblek pun langsung pindah duduk ke tempatnya masing-masing. Sebelum benar-benar menghadap depan, Irzan menyempatkan diri untuk berkedip pada (namakamu).

Kalian pasti sudah tau lah bagaimana reaksi (namakamu)?

"Biar kenapa dah, Bos?" Abizar menepuk bahu Irzan saat melihat hal itu.

"Biar semangat,"

"Asek!"

Bu Aza, guru Matematika yang murah senyum dan baik hati itu tersenyum menatap satu persatu muridnya.

"Gimana udah siap ulangannya?" tanya Bu Aza sambil menepuk tangan sekali.

"BELOMMM BU!!" ujar semua murid nelangsa.

"Yahh, siap gak siap kalian harus siap karena saya pun sudah menyiapkan soalnya," Bu Aza awalnya memasang wajah sedih tapi langsung berganti ceria kembali saat di tangannya sudah ada lembaran soal MTK.

Time [Irzan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang