3. Irzan Tetap Gila

3.1K 414 68
                                    

Bel tanda istirahat telah usai berbunyi nyaring. Deandra yang sengaja berlama-lama di kantin pun telah memasukki kelasnya. Namun dia tidak bisa masuk karena ada Irzan yang menghalangi pintu.

"Temen lo mana?" tanya Irzan. Tubuhnya yang miring bersandar ke sisi kanan pintu dengan sebelah tangannya ditekuk untuk dijadikan tumpuan kepalanya, melirik ke arah kanan, ujung tangga.

"Minggir nggak!" ketus Deandra.

"Ndak mau," Irzan memajukan bibirnya sambil menggeleng. "Tungguin temen lo dulu."

"Ish! Awas lo bagong!" Deandra mendorong tubuh Irzan ke belakang, namun sepertinya itu tidak memberi pengaruh bagi Irzan.

"Ngapain lagi sih Zan?!" Seseorang yang sedari ditunggu akhirnya datang juga.

Deandra bergerak menghampiri (namakamu). "Ini (nam), dia gak mau kasih lewat!"

"Cih tukang ngadu," celetuk Irzan. "Masuk lo!"

"Bodo!" Deandra jawab singkat melangkah masuk kelas. Namun tangannya yang menggandeng (namakamu) ditepis. "Apa lagi sih Zan?!"

"Temen lo itu udah jadi urusan gue," Irzan tersenyum miring.

(Namakamu) menghampiri Irzan, tatapan matanya menajam. "Gak jelas!" tukasnya. "Minggir! Orang mao lewat juga!" Dengan kedua tangannya, dia mendorong dada Irzan.

"Iya tau kok," Irzan tersenyum manis. "Tapi kamu kapan tau kalo aku sangat mencintaimu?" kata Irzan ngawur.

(Namakamu) menggeram. Tangannya mengepal seakan ingin menghancurkan Irzan.

"Sinting!"

"Jorokkin aja (nam)!" seru Deandra.

"Siapa takut," balas Irzan tersenyum miring.

(Namakamu) mundur beberapa langkah ke belakang. "Minggir De!" kata (namakamu). Matanya menyipit pada Irzan yang masih santai bersandar pada kusen pintu. Seperti tidak peduli.

Anak-anak XII AP 4 yang kepo pun bergerumul di jendela, melongokkan kepalanya masing-masing.

"Asikkk, Banteng Cantik lawan Badak Afrika!" celetuk Aji, sang ketua kelas yang sama sekali tidak bisa menjadi panutan.

Suara sorak sorai ramai pun terdengar, dan itu hanya ditimbulkan oleh anak XII AP 4 saja.

"Kyaaaaaa," (namakamu) berlari dan Irzan tersenyum miring. Mulut (namakamu) membulat seketika saat Irzan sama sekali tidak menguatkan badan, akibatnya terdengarlah bunyi 'bruk' yang menghentikan sorak sorai itu.

Irzan tersenyum miring menatap wajah (namakamu) yang berada di dekatnya. Sangat dekat, karena tubuh (namakamu) berada di atas tubuhnya. Dadanya ditekan oleh tangan (namakamu), ekspresi wajah cewek itu seperti terpaku.. pada mata Irzan.

Melihat temannya yang saja diam saja, Deandra pun menghampiri (namakamu). Namun niatnya itu digagalkan Sandi.

"Jangan ganggu rumah tangga orang sih!" celetuk Sandi.

Deandra berdecak. Dia mencoba melepaskan cengkraman tangan Sandi pada lengannya. Namun sia-sia, Sandi sangatlah kekar. Menjadi Ketua Basket, membuatnya rajin ngegym. Baik sendiri maupun bersama Irzan dan Abizar.

"(Namakamu) sadar!! Di hadapan lo itu setan bukan manusia!" teriak Deandra.

Abizar yang berdiri di samping kanan Deandra mengusap kasar wajah cewek itu. "Berisik!"

"Iyuh! Tangan lo bau keong!"

Tidak tau apa yang membuat (namakamu) hanya diam saat matanya bertemu tepat mata milik Irzan. Ada rasa seperti tenggelam pada bola mata berwarna cokelat bening itu.

Time [Irzan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang