13. Misi

1.5K 246 15
                                    

Hai._.

•••

Di tengah-tengah keramaian dan kesibukkan murid-murid saat jam istirahat tiba, disitu ada (namakamu) dan Deandra yang sedang berjalan beriringan menuju kantin.

Mereka berdua berencana untuk makan bakso Pakde, yang mantep banget baksonya apalagi ditambah sambel, bikin nikmatnya makin berlimpah.

"Pakde, aku sama Deandra yang bisa ya," ucap (namakamu) yang berdiri di samping Pakde yang sedang membuat beberapa mangkok bakso. Ya, karena rasanya yang top markotop membuat pesanan tidak pernah berhenti.

"Yak siap," jawab Pakde, tanpa menengok ke arah (namakamu) saking sibuknya.

(Namakamu) tersenyum tipis, langkahnya kini mendekati Deandra yang sudah duduk di salah satu meja yang di atasnya sudah ada minuman milik mereka.

Belum banyak (namakamu) melangkah, seseorang menabraknya dan menghentikan langkahnya. (Namakamu) membulatkan mata melihat lengan kanan seragamnya basah.

"Yaaah ilah, baju gue basah," rutuk (namakamu) mengibaskan tangannya di lengan seragamnya.

Dia melirik seseorang yang menabraknya, (namakamu) mengendus kala melihat air yang dibawa adalah es teh manis.

"Disemutin deh gue," rutuk (namakamu) lagi menggembungkan pipinya, sebal.

"Aduuhh, (namakamu) maaf banget," Terdengar suara cowok yang tadi menabraknya, hingga menyebabkan seragamnya basah.

(Namakamu) melirik ke wajah cowok tersebut. Dahinya mengkerut mengingat siapa cowok di hadapannya ini, perasaan dia sudah berkenalan dengan cowok ini.

Haduh, sifat pelupa (namakamu) kembali menerjang kuat dalam otaknya.

"Elo--?"

"Gue Rey, adek kelas lo, yang waktu itu nolongin lo naro baju olahraga ke kelas," jelas Rey kembali mengingatkan.

Mulut (namakamu) terbuka lebar lalu menepuk dahinya. "Oh iya, lo Rey! Hehe,"

Rey sedikit mengendus. "Iya gue Rey, btw minta maaf ya udah bikin baju lo sedikit basah,"

"Iya," (namakamu) tersenyum manis, "dimaafin kok,"

Senyuman itu menular pada Rey, cowok yang umurnya dua tahun lebih muda dari (namakamu) itu termasuk cowok yang manis, karena memiliki lesung pipi.

"Ah, lo emang kakel the best lah," Rey menggeleng sambil berdecak. "Makin sayang deh gue,"

"Hah?" Kembali (namakamu) ternganga dengan imutnya.

Rey menunduk dan menggaruk tengkuk, terlihat jelas dia kini salting bukan main. "Iya, sayang, eum sayang adik kelas ke kakak kelasnya, hehe,"

"Ohhh, kalo ngomong jangan kesendet-sendet dong," (namakamu) terkekeh, Rey terpesona melihatnya. "Ntar jodoh lo, kesendet juga loh, haha,"

Rey paham kenapa (namakamu) terlihat lebih muda dari kakak kelasnya yang lain--bahkan untuk masuk SMP kembali pun wajah (namakamu) masih cocok--itu karena (namakamu) sering tertawa, tersenyum dan bahagia.

Mungkin ucapan orang bahwa: "Jangan cemberut atau marah terus nanti cepat tua," ada benarnya.

(Namakamu) menghela nafas menutup tawanya. "Ah tuhkan, gue jadi lupa lagi kalo Dean nungguin di meja," ucap (namakamu), "yaudah, gue duluan ya, Rey!" Sekali lagi, (namakamu) melemparkan senyum manisnya.

Rey yang tak kuasa mendapat senyum itu merasa kakinya lemas dan jantungnya memburu lebih cepat.

"Lihat gue sekali lagi dengan alasan cinta, (nam), please,"

Time [Irzan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang