2. (Namakamu) Cantik

3.2K 401 102
                                    

Tepat pada pukul sepuluh, bel istirahat bergema seantero SMK Al Malik. Membuat semua murid berbondong-bondong ke luar kelas, ada yang sebelum ke luar kelas membereskan dulu buku-bukunya dan ada pula yang cuek terhadap bukunya yang berserakkan di meja.

Irzan masuk pada tipe murid yang kedua sedangkan (namakamu) yang pertama.

"Bareng ke kantinnya yuk neng," kata Irzan yang duduk tepat di depan (namakamu). Tubuhnya memutar ke belakang menghadap cewek itu.

"Nama gue (namakamu), bukan neng!" hardik (namakamu) menaruh buku tulisnya yang terakhir di tumpukkan. "Yuk De, buru!"

"Eh eh (nam), bareng aja yuk sama kita. Dijamin aman tanpa dapet godaan dari siapapun." ucap Abizar, menahan tangan (namakamu).

"Nahan sih nahan, tangan jangan nyolot dong," Irzan menyingkirkan tangan Abizar yang berada di atas (namakamu).

"Raisa nih Raisa." teriak Abizar melihat ke arah lain, mulutnya monyong tanda dia kesal.

Sandi bergoyang ke kanan dan kiri sambil menjentikkan jari. "Harus ku akui, semuanya serba salah. Apa lagi salahku, apalagi salahmu, ku tak mengertiiii, eheyyy heyy🎵"

Deandra sebagai fans Raisa menoyor Sandi, tak terima. "Liriknya salah, tolol!"

"Emang gue peduli?" kata Sandi memiringkan kepalanya.

"Ihhhh! Dasar Sarap!"

"Sandi please, not Sarap. Ngerti Basa Indonesia kan lu?"

"Is! Udah ah De, jangan diladenin," kata (namakamu) melerai. "Kalo diladenin, berarti lo sama gilanya kayak mereka!"

"Gue emang udah gila loh (nam)," celetuk Irzan.

"Udah tau!" jawab (namakamu) singkat.

"Tergila-gila sama kamu maksudnyaaa," Bibirnya melebar membentuk senyuman jahil, matanya mengedip jahil. Pas banget nyebelinnya!

(Namakamu) membuang asal mukanya sambil menggerakkan bahu, geli akan tingkah Irzan. Dia pun menarik tangan—yang menurutnya milik—Deandra untuk ke luar kelas.

Namun belum sampai ke luar, kening (namakamu) mengernyit. Merasa ada hal yang aneh. Tangan Deandra, kenapa bisa jadi lebar kayak kuproy (kuli proyek) gini?

Untuk memastikan, (namakamu) menggenggam tangan itu dengan keras—seperti meremas.

"Ini bukan tangan lo ya—" mulut (namakamu) melebar kala melihat tampang Irzan yang 'keenakkan'. "IDIHH, gue harus cuci tangan pake tanah tujuh kali nanti!!"

"Kenapa berhenti remesnya (nam)?" Raut muka Irzan memelas unyu. "Padahal baru aja mau request buat lebih turun ke bawah."

"Huwek!" (Namakamu) berakting muntah. Dia lantas berlari mengambil Deandra yang ditahan oleh Sandi—sepertinya itu perintah Irzan.

"Ayo De, gece! Bisa ketularan stress gue kalo disini mulu!"

"Hayuu!" Deandra berseru. Sebelum benar-benar ke luar kelas dia memeletkan lidahnya pada Sandi.

***

Jalan menuju kantin dari kelas XII AP 4 hanyalah satu jalan. Jadilah (namakamu) melewati beberapa kelas dua belas, sebelas dan sepuluh jurusan Pemasaran.

Dimana cowok jurusan tersebut sangatlah brutal, jangankan kelas dua belasnya, kelas sebelas dan sepuluhnya saja sudah sangat berani.

Seseorang bersiul saat (namakamu) dan Deandra lewat di depan kelasnya.

"Kasih lewat woi! (Namakamu) pengen jalan!" teriak salah satu dari mereka—anak XII PM 3. Semuanya menurut, anak cowok yang tadinya sedang asyik nongkrong sambil ngobrol menepi.

Time [Irzan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang