11. Naik Darah

2.1K 345 62
                                    

(Namakamu) mendesah kecewa saat dia bangun dari tidurnya dan Lala sudah tidak ada di sampingnya.

Sudah pasti ini adalah kerjaan Mama--yang mana itu juga Mamanya (namakamu)---Lala yang kadar ngeselinnya cukup tinggi.

Diliriknya jam weker di atas nakasanya, dia lantas melotot. "Hah?! Udah pagi?!" (Namakamu) tidak percaya, dia mengambil jam itu dan meneliti angka serta jarum jam tersebut.

"Eh ini nyata bukan khayalan," (namakamu) terkaget. Iya itu nyata, beda sama ngeliat doi nyampirin kita, nah kalo itu sih asli khayalan.

Dengan gerakkan cepat, (namakamu) mengambil handuk yang diletakkan di gantungan besi luar balkon, lalu dia berlari ke arah kamar mandi.

Nasib tinggal sendirian ya begini. Keluarga gak ada, gak utuh. Punya Papa kayak gak punya Papa. Rumahnya hanya menang besar saja, tapi kasih sayang yang (namakamu) dapat, sangatlah berbanding terbalik.

Ya, itulah kehidupannya. Tidak banyak yang tau tentang hal itu.

Lagipula untuk apa semua orang tau? Kadang dari mereka hanya sekedar ingin tau tentang kehidupan kita, bukan karena peduli dengan kita.

***

"Yaelah, kok gak dapet-dapet sih?!" (Namakamu) menggerutu. Menatap layar datar handphonenya yang menampilkan aplikasi yang sering dia buka ketimbang buka instagram, ya, grab.

Mulutnya dengan gragas memakan roti tanpa selai, pandangannya nggak lepas dari hape yang dia taro di atas meja makan, sedangkan tangannya bergerak dengan lihai mengikat tali sepatu.

Pemandangan seperti ini memang sudah biasa.

"Aelah, ada ulangan matematika lagi, duh naek angkot aja dah," (namakamu) yang kesal pun langsung mengantongi hapenya, memakai tasnya yang berwarna hijau kalem.

Selesai dari mengunci pintu rumah dan menyimpannya di dalam tas, (namakamu) langsung berbalik badan. Namun, dia terkejut bukan main saat melihat sebuah penampakkan tepat di depan wajahnya.

"Pagi my second queen..." ujar Irzan lembut dengan mata teduh.

Mungkin kalo cewek lain yang digituin Irzan bisa langsung nyosor dia dengan jarak yang terlampau dekat seperti ini.

Namun, (namakamu) bukanlah cewek lain. Dia adalah cewek spesial yang diciptakan Tuhan untuk menetralkan sifat gila yang dimiliki Irzan.

Oke, itu lebay.

Segera saja (namakamu) mendorong wajah Irzan jauh-jauh, namun sebelumnya dia memberikan tabokkan dulu di pipi mulus Irzan.

"Enak kan ditabok?!" tanya (namakamu) garang. "Biarin aja, kalo nggak kayak gitu kebiasaan nanti!" Dia lalu berkacak pinggang.

"Jahat," cibir Irzan. "Tapi aku sayang..." Mulut Irzan kini monyong-monyong seksi.

Telapak tangan (namakamu) melayang ke belakang dan bersiap berayun ke depan untuk menabok mulut Irzan. "Mau lagi, hah?!"

"Mau," mata Irzan mengedip lucu, diketukkannya bibir yang cukup tebal. "Tapi pake bibir juga ya." Kini matanya mengerling nakal.

"Dasar buaya mesum! Pergi lo jauh-jauh dari gue!!!" titah (namakamu) dengan suara keras. Telunjuknya mengarah keluar. "Pergi sana!! Lagian lo ngapain sih kesini?!"

Time [Irzan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang