Antara Kebenaran dan Kenyataan

3.4K 34 4
                                    

Tenanglah, hatiku, dan rasakan kebenaran dunia, karna ia tidak akan mengatakannya padamu.
Sabarlah, hatiku, dan lihhatlah kenyataan dunia, karna ia tidak akan menunjukannya padamu.
Diamlah, hatiku, hentikan tangisanmu dan lihatlah mereka yang tidak menyadarimu. Hentikan ratapanmu hatiku, karna malam tidak akan mendengarmu dan mengabaikanmu.
Diamlah, hatiku, lihatlah sekelilingmu. Mereka yang tertidur didalam tanah, diam menanti kebenaran. Kerangka menari diatas jiwa kesepian menunjuk dan tertawa dengan hantu malam menanti keajaiban. Sedangkan anak-anak manusia tertawa dan mempermainkan kenyataan.
Lihatlah, hatiku, aku mengangkat kepala menantang dunia dan mereka. Kematian berlari ditengah-tengah kota. Pencabut nyawa tertawa bengis memandang rendah nyawa-nyawa kenyataan.
Berjalanlah, hatiku, tunjukan dan sebarkan berita yang kau peroleh dari kegelapan. Lepaskan derita kebaikan pada keburukan. Bunuhlah bayangan merah penuai bahaya. Hujamlah jantung cahaya dan hisaplah darah iblis kegelapan untuk member berita kematian pada nyawa-nyawa tak berdosa.
Kerangka berbaris diatas kuburan mereka menyanyikan lagu maaf pada jiwa. Sekelompok orang mengelilingi sebuah kubur, dimana aku dan hatiku bersemayam disana. Angin tertawa membawa hantu bahagia bersama doa dan harapan.
Tenanglah, hatiku, aku melihat mereka bercengkerama diatas luka yang disiram garam dan darah malaikat. Mereka menorehkan luka pada jiwa-jiwa sepi pengembara sunyi. Mencuri rindu dan mengurung cinta.
Lepaskan hasratmu hatiku. Aku menjerit dipuncak gunung, awan melepaskan tangis dan bumi bergoncang. Kenyataan akan hadir dalam api dan debu dalam perut bumi.
Kenyataan yang terbalut dalam wajah kemunafikan, kebenaran yang tersembunyi dalam kata-kata kebencian, pendusta yang menyanyikan nyanyian cinta, pengkhianat yang menebarkan kasih dan sayang.
Dengarlah, hatiku, dengan telinga cintamu. Sentuhlah, hatiku, dengan tangan kasihmu. Dekaplah, hatiku, dengan pelukan sayangmu. Milikilah, hatiku, dengan sayap-sayap jiwamu.
Nyanyikan lantunan dusta dengan irama kebenaran. Lukiskan kenyataan dengan tinta kepalsuan. Sebarkan cinta dengan bingkai kebencian. Lepaskan bahagia dalam sangkat derita.
Dunia, hatiku, aku memalingkan wajah dari kebenaran dan menyembunyikan diri dari kenyataan. Lari dari hidup dan kembali pada mati. Pencabut nyawa menyambut menunggu pagi mengangkat jiwa-jiwa sepi.
Namu, hatiku, aku mencintai dunia penuh kemunafikan dan kepalsuan. Hatiku, aku menginginkan dan mengharapkan mereka yang penuh dengan kebencian, kebohongan dan kemunafikan.

Satu Kata Satu RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang