Adakah malam-malam terlewati bersama kita. Adakah mimpi-mimpi terwujud bersama kita. Adakah ukiran kenangan bersama kita. Alangkah hina jiwa pencerah menabur derita di atas perut bumi yang terbakar oleh pikiran manusia. Alangkah bahagianya para pendosa pencuri hati malaikat tuk menutupi alam dengan derai tawa kemenangan.
Manusia berkhianat pada malam yang tak berujung, menuai kasih penuh duka dalam kegelapan. Kita tertawa diatas dunia penghuni bawah tanah. Setan menanti dengan sabarnya jiwa-jiwa pengelana jagad untuk membawanya ke dunia sunyi penih api membara.
Tengkorak tertawa dibawah, mendengar kita berseteru dengan dunia penuh kebisingan. Aku berlari dari hiruk pikuk kota, bersembunyi dari keramaian dunia. Menyusuri padang ilalang dengan air mengalir, menikmati kesendirian sambil memikirkan tentang kita dan dunia.
Sambil memikirkan kepenatan diri, kulihat kesibukan kota penuh dengan gedung pencakar langit, manusia berlalu lalang dan setan mengintip disetiap bayangan. Tawa dan teriakan membaur menjadikan kota bagai pentas drama raksasa tampa scenario dari sang pencipta.
Kupalingkan wajahku hingga menatap lahan kosong penuh ukiran nama berderet rapi namun sunyi. Sangat berbeda dengan kesibukan di sisi lainnya. Disini terlihat ukiran nisan si terhormat dengan berbagai macam ukiran dan patung sebagai penanda.
Tak jauh dari situ terlihat sepotong kayu tua bertuliskan sebuah nama. Itulah kuburan si miskin yang terjamu dengan baik didunia bawah tanah. Sebuah pengadilan dunia telah dilalui mereka dengan keadilan dalam dunia itu sendiri. Tak terelakkan kehidupan abadi dengan hukum abadi menanti mereka di dunia keabadian.
Dan, bagaimana dengan kita? Akankah kita terus merenung dan hanya memikirkan satu sama lain tampa dapat berusaha dan membuatnya menjadi nyata. Dalam keramaian kau menantiku dengan sepi dihatimu. Dalam kesunyian aku merindukanmu kembali dalam kepenatan hati. Akankah semua menjadi nyata dibawah semesta tak berujung dan akan bertemu kembali dalam diam malam?
Kapankah aku akan melihat ukiran namaku diatas kayu dan ditanam hingga tegak berdiri. Jika tiba waktunya, kuingin ada pohon yang meneduhkan dan menemaniku. Memberiku kesejukan dalam gersangnya dunia bawah tanah, karna ia sahabatku akan melanjutkan langkah tuk hidup yang terus berputar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Kata Satu Rasa
PoesíaSatu kata dapat mengungkap sebuah cerita. Satu kata berjuta makna beribu rasa. Kata mewakili sebuah dunia ide.