Dawai rindu memburu angin malam, melayang mencari tuan pemilik hati.
Seruan fajar membantah keberadaan sang perindu.
Penguasa malam bersikeras menghantarkan pecinta lama kembali ke sangkarnya.
Liang lahat memancarkan sinar melelehkan air di pelupuk mata.
Menggetarkan setiap hati yang melihatnya.
Sang anak meratap pilu, membungkuk penuh rindu.
Derai dosa mengalir deras dari bibirnya.
Keinginan kuat terpancarkan oleh mata sendunya.
Malaikat maut tersenyum menang menyeringai keji di kepalanya.
Alunan nada tinggi merobek hati disekitar.
Menggugurkan daun-daun pelindung makam.
Burung hantu berhenti meramaikan malam.
Bulan bersembunyi dibalik awan, bintang tak kuasa menerangi langit.
Sembilu tak kasat mata melesat ke berbagai penjuru pemakaman.
Menyayat setiap telinga yang mendengarnya.
Nyanyian rindu dengan dawainya mengalun merdu dari mulutnya.
Lubang tak berdasar haus kasih sayang sang ayah.
Hanya mampu meratap penuh pilu dan dosa.
Menyesali semua yang tlah pergi.
Berharap bersatu dengan penghuni dunia bawah.
Kembali dalam pelukan sang ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Kata Satu Rasa
PoesiaSatu kata dapat mengungkap sebuah cerita. Satu kata berjuta makna beribu rasa. Kata mewakili sebuah dunia ide.