Satu Kata Satu Rasa

Himpitan Rindu

Aku adalah penderitaan dan penderitaan adalah bayangan hati yang jahat, yang terlahir dari jiwa-jiwa kesepian pemburu rindu. Aku adalah anak malam, hanyut dalam pelarian mimpi dan tersesat dalam jiwa kerdil bertahun-tahun.Aku adalah pelarian cinta dari kehidupan pada kematian, sehingga memunculkan bayangan kecemburuan sunyi pada pemberi rasa.
Bukan waktu sebentar untuk mencari jati diri dalam pelarian hidup penuh duri kemunafikan. Terpenjara dalam hidup dunia keluarga bahagia dipelosok alam. Terpeleset jauh dari dekapan sang terang pembuat hidup dan pecinta ulung terhadap darah dagingnya. Diawali oleh kata sembrono terucap ujung lidah tampa dosa dan disesali sepanjang nafas berhembus oleh nyawa. Menjalani hari-hari serta hidup dikelalaian dunia dan ajaran sesat penguasa dunia gemerlap. Hingga melahirkan sebuah pribadi keras tak berujung.
Berlutut hingga bersujud kepada-Nya, memohon ampun dan memohon tuk berkumpul dengan kasih dan dekapan lama terhadap kerinduan. Rasa sesak, enggan hingga malu merayapi hati hingga membuat sarang dan beranak pinak disana. Wahai manusia terindah pemilik hati, maafkan aku serta hatiku yang telah membatu. Wanita terkuat dan terkasih yang pernah tercipta di bumi ini, pemilik kasih paling murni dan dekapan terlembut di jagad raya.
Penguasa segala kehidupan, pemilik semua jiwa, hapuskanlah semua rasa sesak di dadaku. Buatlah jiwa hina ini bersujud memohon ampun, buatlah tangan kotor ini dapat merangkul penuh kasih, dan buatlah bibir penuh dusta ini mengucap maaf dan sayang. Hingga menjelang jiwa sunyi ini menghuni keabadian menebus semuanya.
Bayangan ringkih, aura penuh kasih nan lembut, tatapan nanar diselimuti rasa sayang, tangan mengembang dipenuhi kerinduan. Hanya satu langkah berjarak, kerinduan mendobrak hati, ingin mendekap penuh kasih dan memohon penuh penyesalan. Tak selamanya ia dapat menanti. Tak selamanya ia akan sanggup menahan kerinduan yang ada dihadapannya.
Penguasa jiwa, pemilik seluruh kehidupan, pengatur mimpi dan pencipta cinta, beri kekuakan tuk mengatakannya seraya mendekap penuh kasih, yang tak pernah kulakukan selama ini.