Penyair dan penulis adalah pekerjaan yang menyenangkan, namun dibalik itu semua hidup mereka penuh dengan skenario. Entah yang mana yang benar, tak ada yang tau. Mereka menikmati peran mereka masing-masing, hingga suatu saat tak sadar jadi diri atau tokoh yang mana. Hidupku, duniaku, aturanku. Aku adalah aku, kamu adalah kamu dan dia adalah dia. Aku mampu hidup sendiri, makin sering ku berkata makin sepi ku rasa. Ternyata hidup itu tidak sebatas pena dan kertas. Hidup itu rumit namun menyenangkan, rumit untuk dipikirkan dan menyenangkan untuk dijalankan.
Semua sinyal ini, memang tak pernah ada yang menyadari, namun ku mengerti cara mempertahankan diri. Aku ingin menolong seseorang, agar aku dapat menolong diriku sendiri. Aku ingin berbagi agar aku dapat berempati. Aku ingin menasehati orang lain agar aku dapat menasehati diriku sendiri. Orang beranggapan bahwa hidupku menyenangkan. Aku memperhatikan orang lain agar aku diperhatikan. Namun tak ada yang pernah menyadarinya, apakah aku harus berkata "hei.... tolong aku, aku butuh kalian, tolong dengarkan aku", aku tak mungkin berkata seperti itu, aku tak sekuat yang terlihat. Kurapuh,,, kulemah,, Aku ingin setengah diriku kubagi agar aku merasa hidupku lebih ringan.
SOS...SOS....SOS....
Tak ada yang pernah menyadari sinyal permintaan tolong belasan tahun yang ku pancarkan. Aku menulis skenario hidupku sendiri, aku menyutradarainya sendiri dan aku menjadi tokoh utamanya. Sebuah skenario tentang hidup. Kuberhasil dan kuhidup dalam kebohongan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Kata Satu Rasa
PoesiaSatu kata dapat mengungkap sebuah cerita. Satu kata berjuta makna beribu rasa. Kata mewakili sebuah dunia ide.