LIMA : Kembali.

729 51 0
                                    

"Pikaaa!" Ucap seorang laki-laki yang sepertinya Ia kenal. "Aku kembali. Kita bertemu. Aku didekatmu." Lanjut lelaki itu.

"Apa maksudmu?" Perempuan itu terlihat kebingungan. "Mengapa kamu ada disini?"

Laki-laki itu tersenyum. "Aku menemukanmu, pikaa."

"Maksudnya?" Perempuan itu terlihat bingung.

"Iya. aku bertemu denganmu lagi. Dan, aku senang sekali." Jawab laki-laki itu semangat. "Aku merindukanmu, pika."

"Aku tak tahu apa maksudmu." Jawab perempuan itu. "Tapi aku lebih merindukanmu. Maafkan aku telah pergi." Wajahnya terlihat segurat penyesalan.

"Tidak peduli. Yang penting Kau bersamaku sekarang." Jawab laki-laki itu. "Tetaplah bersamaku."

"Seperti yang Kau minta, Boho."

⚫⚫⚫

Raisa menimang-nimang ponsel yang ada di tangan nya. Entah sudah berapa lama Ia termenung di sofa apartment nya. Ia sendiri masih memikirkan mimpinya semalam. Tentang Ia yang melihat seorang dua anak kecil yang seperti Ia kenal. Melihat mereka di depan matanya yang membuatnya semakin bingung.

Apa yang terjadi?

Raisa menghembuskan nafasnya.

"Kaya tau deh. Tapi apaan sih?" Gumamnya sendiri. Berpikir keras hanya untuk sebuah mimpi.

Raisa menghembuskan nafas nya kasar. "Cuma mimpi kalik."

Ia bangkit menuju kamarnya dan segera bersiap untuk melanjutkan aktivitasnya. Melakukan ritual pagi yang Ia laksanakan dengan sepi. Sendiri.

Kini Raisa sedang dalam perjalanan ingin ke supermarket dekat apartment nya. Ia kesini untuk membeli sayuran dan bahan dapur yang sudah habis.

"Apaya yang kurang?" Gumamnya sendiri. "Wortel udah, Kubis udah, lada udah, kecap udah. Ah udah kok."

Lalu Raisa mendekat ke kasir untuk membayarkan anang yang Ia beli.

Tiba-tiba Raisa terpekik sendiri karena di belakang nya ada seseorang yang berdiri tepat sekali di belakangnya.

Hampir aja gue nabrak punggungnya.

Raisa mendongak ke atas. Dilihatnya seorang yang tak asing baginya sedang menyeringai penuh kemenangan.

"Kayanya emang Tuhan ngijinin gue buat jadiin lo budak deh, Sa." Raisa berdecak. Devan melihatnya tertawa sangat garing.

"Udah ayok! Temenin gue." Devan langsung saja tanpa aba-aba menarik tangan Raisa keluar Dari supermarket.

You Will Leave Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang