SEMBILAN : Couple.

751 35 0
                                    

Raisa terbelalak melihat Devan sudah berada di pintu kelasnya. Raisa menghembuskan nafas pelan dan berjalan menghampiri Devan.

Di sisi lain, para fans Devan sedang histeris karena Raisa dihampiri oleh Devan. Atau dengan kata lain, Devan menghampiri Raisa.

"Apa?" Tanya Raisa ketika Devan sudah di depan matanya.

Devan tersenyum. "Temenin Gue ya nanti?"
"Kemana?" Raisa menerka-nerka tempat yang akan dituju oleh Devan.

"Gatau juga. Masih edisi males di rumah." Jawab Devan santai.

"Yaudah nanti ketemu aja di mana gitu." Raisa menjawab juga dengan santai.

Devan menatap Raisa lekat. "Gue mau ajak lo sepulang kampus gobs." Devan terkekeh. "Gue ga ada kelas hari ini. Gue tunggu lo di taman. Ntar kalo lo selesai. Kesana aja."

Raisa hanya mengangguk. Namun devan malah mengacak rambut Raisa yang diikat jadi satu itu. Membuat Raisa sedikit sebal.

"Ganggu aja sih. Jadi acak-acakan tau gak?!" Sungut Raisa membuat Devan cekikikan.

"Lo lucu." Devan berucap tanpa sadar. Membuat Raisa sontak mendongak ke arah atas karena Devan lebih tinggi darinya.

"Gue emang lucu. Dari dulu. Emang lo Baru sadar?" Jawab Raisa dengan pede yang besar.

"Idih. Ga ga ga. Lo gajadi lucu. Lo b aja." Devan menjulurkan lidahnya ke Raisa.

"Huh dasar aneh!" Raisa mengerucutkan bibirnya.

"Biarin aneh, penting ganteng." Kali ini Devan yang merasa pede. Raisa malah tertawa.

"Siapa juga yang bilang lo ganteng?" Raisa menyiku perut Devan. Membuat laki-laki itu mengerang.

"Fans Gue banyak. Bilang Gue ganteng semua." Jawab Devan angkuh. "Dan ingetz lo juga pernah bilang Gue ganteng ya?"

Raisa terbelalak kaget. Ia baru sadar dan baru ingat jika pernah mengatakan bahwa Devan itu ganteng.

"Yaudah." Raisa memasang wajah datar.

"Yaudah apa?" Devan berpikir tentang ungkapan yaudah dari Raisa.

Raisa menahan tawa. "Yaudah Gue juga ngeralat kalo pernah bilang lo ganteng." Kali ini Raisa menjulurkan lidahnya ke arah Devan.

"Woo dasar! Udah sana masuk ke kelas lagi." Devan mengacak rambut Raisa lagi.

"Ih pegang-pegang." Raisa mengerucutkan bibirnya lagi. "Yaudah sono. Selamat menunggu."

Raisa berlalu masuk ke kelasnya. Devan juga berlalu ke taman.

Bahkan Gue nunggu lo udah lama, Sa.

⚫⚫⚫

Devan menunggu Raisa di taman kampus yang berdekatan dengan tempat parkir mahasiswa.

Devan sedikit bosan ketika mendengar para mahasiswi yang sedang melihat nya dengan tatapan penuh makna. Tak hanya itu, mereka selalu mengoceh tidak jelas, membuat Devan semakin bosan duduk di situ.

"Devan ganteng banget. Ngapain di situ ya?"

"Kayanya nunggu Raisa. Mereka kayanya pacaran deh."

"Iya kayanya iya."

"Ngga cocok tau. Raisa jelek gitu. Cantikan juga gue."

Dan Devan juga mendengar celotehan dari arah lain.

"Itu Kak Devan?"

"Iya itu Kak Devan. Kenapa?"

"Ganteng banget. Pantesan juga Raisa mau."

You Will Leave Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang