TUJUH : Makan Ati.

696 39 0
                                    

Devan berkeliling kota. Entah mengapa Ia tidak berniat pulang ke rumah saat ini. Sebal melandanya, terlebih karena Papanya selalu saja seenaknya dengan Devan.

Ia melajukan motornya tanpa tujuan. Yang terpenting tidak pulang. Membelah dinginnya malam yang sebenarnya Dia sendiri kedinginan.

Gue mau kemana coba. Ah, fuck.

Devan geram sendiri dengan keadaannya kali ini. Akhirnya ia meminggirkan motornya.

Reno,

Idenya muncul untuk menginap di rumah Reno, sahabatnya.

Devan N. : Ren, lo dmn?

Devan menunggu cukup lama, Dan akhirnya di balas juga oleh Reno.

Reno Adityaa. : Rumah. Sendirian lagi. Kesepian etdah. Kenapa, Dev? Tumben lo nanya-nanya.

Devan N. : Oke. Gue otw kesana.

Devan langsung melanjutkan perjalanan nya menuju rumah Reno.

⚫⚫⚫

"Lah emang kenapa sih, Dev?" Tanya Reno ketika kembali ke kamarnya dengan camilan dan minuman.

"Males aja di rumah. Rasanya kaya perang. Sampe bosen." Jawab Devan seadanya, Dan membuat Reno makin kepo.

"Lah? Lo baik-baik aja kan sama keluarga lo?"  Tanya Reno semakin ingin tahu.

"Ya gitu."

"Ya gitu gimana? Aneh lo." Reno masih saja ingin tahu lebih dalam.

"Bacot, banyak nanya kaya pembantu baru." Protes Devan dan Reno membuang tatapan sengit ke Devan.

"Gue nanya gini karna gue pengen kasih lo saran buset dah!" Sungut Reno membuat Devan terkekeh.

"Lo mau kasih saran apa mau kepo?" Devan menyeringai ke arah Reno.

"Lebih tepatnya sih yang kedua, Dev." Jawab Reno dengan muka sangat cengo.

"Anjir!" Devan memukul Reno dengan bantal. "Gue boleh tidur sini kan?" Devan sedikit memohon kali ini.

"Gaboleh." Jawab Reno cuek.

"Hah? Ah yaudah Gue balik." Devan bangkit dan mengambil jaketnya.

"Bercanda elah! Lagian lo baperan kaya cewek deh!" Reno terbahak melihat Devan yang terkena perangkapnya.

"Sini duduk lagi. Tidur juga boleh. Sama dede ya bang ya." Reno menggoda Devan seperti perempuan bitch. Dengan nada nakal tentunya.

"Jijik, Reno." Yang disebut jijik malah tertawa saking lepasnya.

Devan kadang berpikir sendiri mengapa Ia mempunyai sahabat sekonyol Dia.

"Eh Dev!" Celetuk Reno ketika Devan sedang asyik dengan ponselnya sendiri.

"Ha?"

"Gimana lo sama si mahasiswi baru? Siapa namanya?" Devan tidak menyangka jika pertanyaan Reno akan menjurus ke sana.

"Raisa? Lah emang, gue sama dia ada apaan?" Devan malah bingung sendiri. Reno tersenyum jahil.

"Lo deket sama dia kan? Terbukti lo sama dia terus." Reno merasa penglihatannya benar dan tidak salah. "Gue liat lo dari Ospek pertama sampe terakhir sama dia, Gue liat lo jalan malem-malem sama dia. Gue liat lo boncengan sama dia. Cukup bukti, Dev."

You Will Leave Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang