Vandita menjatuhkan badannya di area yang mengandung gravitasi paling kuat. Kasur. Badannya lemas.
Pikirannya langsung teringat akan pin BB yang ia berikan pada Dika beberapa waktu lalu,
"Hahaha, invite aja terus. Emangnya segampang itu, gue acc kontak lo?" ia tersenyum miring.Suara getar terasa pada saku celananya. Dengan cepat ia menyambar benda berbentuk persegi panjang itu.
"Hai? Dari siapa?"
Dengan cepat jarinya mengetik balasan dari pesan tersebut."Jangan-jangan Dika lagi? Eh, tapi gak mungkin deh, dapat nomor gue dari mana coba?" batinnya tak karuan.
Vandita mendengus sebal,
"Masa masih nanya sih, kalau ini nomor gue? Kalau nggak tau ya jangan SMS gak jelas gini dong!" Ia menggerutu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berhenti Di Kamu
Teen Fiction"Kamu, adalah hal pertama, rasa pertama dan harapan pertama. Saat aku menginjak masa SMA." Berawal dari dimulainya pelajaran efektif untuk peserta didik baru yang sama sekali tidak menyenangkan, membuat Vandita jenuh dan memilih untuk pergi ke kant...