***
"Kenapa Ma?" tanya nya malas.
"Kamu lama banget sih, mama nggak bisa-bisa nih, kamu dari tadi di kamar mulu, emangnya ada Uttaran di ponsel kamu?" Mamanya memberikan pertanyaan sang sangat sulit ia cerna. Entah, mungkin jatuh cinta memberikan efek seperti ini.
"Hm, gimana ma?"
"Aduh Vandita, sejak kapan kamu lelet gini? Ini benerin ponsel mama, dari tadi pesannya gak kekirim. Mama mau masak dulu ya.""Apa sih yang gak bisa?" Vandu mengambil ponsel mamanya. Ia hanya heran, entahlah perlu pengajaran berapa kali untuk tidak mengirim pesan saat mode pesawat di aktifkan.
***
Ia buru-buru mengambil ponselnya yang berada di meja rias. Seolah hatinya tak sabar untuk mengetahui balasan dari Dika.DEG...
Dan sulit di tebak. Vandita mengucek matanya, namun ia tak pernah mengalami rabun dekat atau minus. Ia hanya memastikan apakah ia salah membaca pesan teks itu.
Pikirannya tak karuan. Ada beberapa pertanyaan dalam hatinya. Apakah ini sebuah guyonan? Lelucon? Atau semacamnya.
"Enggak, ini terlalu mudah."
Setelah ia menjeda balasan selama 3-4 menit untuk memikirkan apa balasan untuk pesan itu, tak disangkanya Dika hanya membalas selang 3 detik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berhenti Di Kamu
Teen Fiction"Kamu, adalah hal pertama, rasa pertama dan harapan pertama. Saat aku menginjak masa SMA." Berawal dari dimulainya pelajaran efektif untuk peserta didik baru yang sama sekali tidak menyenangkan, membuat Vandita jenuh dan memilih untuk pergi ke kant...