SIXTH : Cinta?

188 39 20
                                    

Jam menunjukkan pukul 05.00 lebih 10 menit. Namun gadis berbaju abu-abu itu masih tertidur nyenyak di atas kasur empuknya. Entahlah Ia hampir tidak tidur semalaman hanya untuk memandang ponselnya, dan membaca ulang pesan singkatnya bersama Dika dengan tersenyum. Ya seperti itulah yang orang bilang jatuh cinta.

"Vandu, bangun sayang,"
"--kamu mau bangun jam berapa? Ini udah jam segini!" teriak Mama Vandita dari luar kamar.

"Iya Ma, Vandu udah bangun kok, sebentar lagi ya ma, Vandu cuma butuh waktu 10 menit aja!" gadis itu mengucek matanya.

"Ya udah nanti kalau 10 menit kamu belum bangun, Mama nggak akan anterin kamu ke sekolah loh," Ancam Mama Vandu yang sebenarnya tak berdampak apapun. Gaya gravitasi benda empuk itu semakin menjadi-jadi.

"Iya Ma, iya. Ntar deh bentar 10 menit," teriak Vandu sembari menutup telinganya dengan bantal.

Beberapa menit kemudian...

"Vandita, sudah 3 kali Mama bangunin kamu, Nak." ujar Mama Vandita dengan mengetuk-ngetuk pintu kamar, cukup keras.
"--Coba kamu lihat jam, jam berapa sekarang!" lanjutnya dengan meninggikan nada suaranya.

Vandu mulai membuka matanya, terasa berat. Ia hanya tidur kira-kira 2 sampai 3 jam hari itu.

"Astaga, jam 06:00 lebih 15," gumamnya.

"Ya Ma. Bentar, Vandu mau mandi dulu terus siap-siap dulu ya Ma,"

"--ntar Ma, bentar aja." teriaknya sembari berlari menuju kamar mandi.

Setelah ia mengenakan seragam putih abu-abu nya, Ia segera menuju ke meja rias. Dilihatnya mata panda akibat kurang tidur itu.

Setelah ia memakai bedak, memakai lip gloss, dan ia hanya menyisir rambutnya. Hari ini Ia sengaja membiarkan rambutnya terurai. Dengan alasan sudah sangat telat.

"Vandu, cepat Nak, kamu dicari teman kamu. Jangan dibiarin menunggu dong, nunggu itu nggak enak!" Ujar Mama Vandita yang semakin keras terdengar.

"Tuh orang baper banget deh, baru aja ditinggal Papa ke Sumatera seminggu, udah baper abis," gerutunya.

"Dicari temanmu. Namanya Sheila, cepat jangan lelet dong jadi anak!"

***
Vandita menatap punggung sahabatnya yang sedang duduk di sofa tamu.

"Eh, Lama ya? Tumben banget kok jemput gue sih? Kesambet apaan?" ujar Vandita bertubi-tubi.

"Iya nih Van, tadi gue kesiangan. Ban motor gue bocor, ya udah gue jemput lo aja. Karena kalau gue pikir-pikir, jam segini lo pasti belum berangkat sekolah. Gue takut Van, kalau telat sendirian. Makanya gue ke rumah lo," Sheila menjawab dengan nada polos.

Sedangkan Vandita hanya menatap sahabatnya tersebut dengan muka datar.

"Oh gitu, jadi lo manfaatin gue nih,"

"Ya nggak gitu, kan gue juga takut kalo telat sendirian. Kalau ada temennya kan enak, di hukum bareng-bareng," ujar Sella sambil terkekeh

"Yaudah ayo berangkat!"

***
Sheila memarkir motornya di tempat parkir yang di sediakan untuk siswa, dan Vandita mengekor di belakangnya.

"Jam segini kok belum masuk sih Van?"

"Emangnya lo selalu berangkat pagi ya? Kalau menurut gue, berangkat pagi sama siang itu gak ada bedanya, cuma kalau lo lagi gak beruntung alias apes, lo bakal dicatat sama guru tata tertib," Jelas Vandita.
"Eh, Van. Rasanya di catat sama guru tatib itu gimana sih? Lo kan udah pernah ngelakuin pelanggaran,"

"Iya Sheil. Gue udah pernah kok masuk ruang tatib, dan hari itu adalah hari pertama gue ketemu sama Irvan,"

"Oh ya? By the way lo gimana sama Irvan? Lo udah suka sama dia?"

Berhenti Di KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang