Naira berlari kencang menghampiri kelas 2 IPS 3 tempat kedua sahabatnya berada. Jantung nya berdebar sangat kencang saat ini, pikirannya hanya fokus mengingat kejadian tak sengaja dikelasnya tadi. Sesekali ia menggeleng-gelengkan kepalanya mencoba menghilangkan pikiran itu.
"Taraa... Lilaaa!!!" jerit Naira dari pintu kelas IPS 3. Kedua sahabatnya itu langsung menengok kaget. Naira berlari menghampiri keduanya.
"Kenapa sih Nai? Kok lo panik gitu kayaknya?" tanya Lila bingung.
"Ini gak bener, ini gak bener Lil!!" jawab Naira mencoba mengatur nafasnya.
"Gak bener apanya sih Nai?" kali ini giliran Tara yang bertanya.
"Gua.. Tadi... Aaahh!!" ucap Naira terbata-bata sambil menutup mukanya dengan kedua tangan. Mendadak malu saat teringat kejadian Ia tak sengaja mencium Vian tadi. Tara dan Lila saling bertatapan bingung melihat tingkah sahabatnya itu.
"Gua mau pindah kelas kesini aja.. Huweee" Rengek Naira.
"Emang diapain lo ama Vian CS?" tanya Tara mencoba menebak hal ini ada kaitannya dengan Vian and the genks.
"Gua maluu Tar, gua gak berani balik ke kelas. Gua pindah sini aja ya" ujar Naira.
"Malu kenapa emangnya?? Kalo ada masalah itu dihadapin Nai, jangan malah dihindarin!" balas Tara sok bijak.
"Kalo bisa mah lebih dari sekedar ngehindar, gua pengen ngilang rasanya Tar!"
"Yee emang kenapa sih?? Penasaran gua!" tanya Lila yang diikuti anggukan oleh Tara. Naira menarik nafas dalam-dalam, berpikir sebentar sebelum akhirnya memutuskan bercerita.
"Tadi, dikelas, gua.." ucap nya menggantung, masih sedikit ragu.
Tara dan Lila makin penasaran dibuatnya.
"Gak sengaja nyium Vian" lanjut Naira dengan suara sepelan mungkin agar orang lain tak mendengarnya. Mata Tara dan Lila melotot kaget mendengar ucapan Naira.
"Oh My God!!! Gimana ceritanya??" tanya Tara Takjub. Lila masih bengong dengan mulut melompong.
"Gak sengaja! Dia itu reseh! Narik-narik gua seenaknya. Udah tau badan gua kecil gini! ketiup angin gede aja bisa melayang, apalagi ditarik kuat kayak gitu" cerita Naira. "Trus gua mesti gimana Tar sekarang? Gua gak ada muka mau ketemu dia" lanjut Naira lagi sedikit panik.
"Tenang tenang Nai, emang awalnya gimana lo bisa tarik-tarikan gitu ama Vian?" Tara bertanya lagi sambil mencoba menenangkan Naira. Lila hanya menyimak, mulutnya sudah tertutup sekarang.
"Ya biasa, gara-gara dia becandain gua! Gua kesel terus gua jambakin rambut dia! Dia langsung narik tangan gua kuat-kuat dan ya terus kayak yang gua bilang tadi!"
"Terus reaksi Vian nya gimana?"
"Gua gak tau! Gua langsung ngacir kesini!!"
"Huahahahahaa.. Gokiil sih Nai!!" Lila tertawa terbahak-bahak membuat Tara jadi ikutan tersenyum geli.
"Iihh kok lo malah ketawa sih?" protes Naira.
"Ya geli aja gua ngebayangin muka lo sebelum ngacir kesini" balas Lila masih terkekeh.
"Tega lo Lil" ucap Naira kesal.
"Terus gimana rasanya nyium Vian? Enak gak Nai?" goda Lila.
"Enak pale lu!! Kalo bisa gua ilangin kejadian tadi sekalian gua ilangin juga tuh Vian!!" balas Naira keki, membuat teman-temannya tertawa geli."Jadi sekarang gua mesti gimana guys?" tanya Naira.
"Ya pura-pura gak ada apa-apa aja Nai!" usul Lila.
"Ya gak mungkin juga kan Vian bakal nyindir-nyindir elo! Pasti dia juga malu" tambah Tara. Naira tampak berpikir sebentar.
"Tapi tetep aja hati gua belum siap kalo harus ketemu dia dalam waktu dekat ini" ujar Naira.
"Emang kenapa hati lo?" tanya Lila.
"Gak tau, dari kemaren deg-deg an aja bawaannya kalo deket dia! Ditambah kejadian ini, bisa matung gua kalo ketemu dia!" jawab Naira polos. Tara dan Lila langsung memincingkan mata, menatap Naira dengan pandangan selidik.
"Apaan sih?" tanya Naira risih diliatin kayak gitu.
"Jangan bilang lo suka sama Vian, Nai?!" celetuk Tara yang diiringi anggukan oleh Lila. Naira terkejut mendengar pertanyaan temannya itu.
Otaknya tidak menerima pertanyaan itu tetapi entah mengapa ada sedikit rasa aneh dihatinya mendengar perkataan Tara itu.
Suka?? Sering deg-deg an bukan brarti suka kan?. Batin Naira bingung.
"Gak ah! Kali aja jantung gua lagi gak beres! Eh amit-amit dah!! Ahh tau ah!" jawab Naira menyanggah omongan temannya itu. Tara dan Lila hanya terkekeh geli.
"Mulut ama gesture lo itu gak sinkron Nai!" timpal Tara. "Rasa suka itu anugrah, jadi nikmatin aja! Jangan dilawan, nanti malah semakin tak tertahankan" lanjut nya lagi sok bijak. Lila bertepuk tangan mendengar ucapan Tara yang sudah seperti Motivator itu. Naira hanya menatapnya, tampak memikirkan omongan Tara itu.
"Ah udah ah, pokoknya gua butuh waktu buat ngadepin Vian lagi! Pulang aja yuk! Nongkrong dimana kek?" ajak Naira.
"Boleh! Yuk yuk kita maen dance aja di timezone!" balas Lila antusias. Saat itu mereka bertiga memang sedang keganjringan Game DDR yang ada di Timezone.
"Okee!! Yuk cabut! Gak belajar kayaknya hari ini" ajak Tara beranjak dari tempat duduknya.
"Eh tapi tas gua masih dikelas! Tar, Lil.. Please ambilin tas gua" pinta Naira sedikit memohon. Kedua temannya itu mengiyakan. Mereka beranjak ke kelas Naira, sedangkan ia langsung berjalan ke gerbang depan menunggu Lila dan Tara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Past, Present, Future! (Tamat)
ChickLitKetika cinta mulai tumbuh, menggebu, menjelma menjadi prioritas teratas, maka semakin besar kemungkinan untuk terluka.. Karena semakin cinta meninggi.. Semakin dalam pula jurang luka saat kau terjatuh nanti..