Pagi ini Vian yang sudah sangat sehat menjemput Naira pergi sekolah. Mama Naira sedikit terkejut ketika melihat Vian datang kerumahnya. Sudah beberapa bulan ini Vian tak pernah datang lagi kerumah Naira. Mama Naira tau Naira sedang ada masalah dengan Vian belakangan ini, walaupun Naira tidak pernah cerita.
"Naira ada tante?" ucap Vian canggung.
"Ada, bentar tante panggilin ya" balas Mama sambil tersenyum ramah. Vian mengangguk dan menunggu didepan.
"Ehm.. Pantesan mukanya berseri-seri lagi, gak kayak kemarenan. Kucel kayak abis kena knalpot" goda Mama ketika mengantar Naira menemui Vian.
"Apa sih Mah??" balas Naira malu. Kaira terkekeh melihat tingkah kakanya itu.
"Bang jangan dibikin nangis lagi ya! Kalo gak Nih!!" ancam Kaira sambil mengacungkan tinjunya ketika bertemu Vian. Vian hanya nyengir kuda.
Buset dah kaka adek sama galaknya. Batin Vian.
Mama dan Naira hanya geleng-geleng kepala sambil terkekeh geli melihat tingkah Kaira.Disekolah Tara dan Lila bengong melihat Vian dan Naira yang dateng bareng. Mereka yang tak sengaja bertemu digerbang langsung menghampiri dan menarik Naira menjauh dari Vian.
"Lo baikan??" tanya Tara penasaran.
"Ehmm.. Jangan marah ya" pinta Naira. Tara dan Lila mimincingkan matanya menatap Naira.
"Bukan cuma baikan, lebih tepatnya balikan.." ucap Naira pelan, pipinya mulai merona. Tara dan Lila langsung melotot kaget.
"Kok bisaa??? Kapan??" tanya Lila makin penasaran.
"Panjang ceritanya, kemaren" balas Naira malu-malu. Kedua temannya itu hanya menggeleng tak percaya.
"Kalian marah ya? Gak setuju ya? Gua bego ya?" tanya Naira menatap sedih ke Tara dan Lila.
"Haduuh,, cep cep cep! Senyum ah! Masa abis balikan malah cemberut" ujar Lila sambil mengelus punggung Naira.
"Kita mah ngedukung apapun keputusan lo Nai! Asal lo bahagia kita juga bahagia" lanjut Tara sambil memeluk kedua temannya itu.
"Aaa~~.. So sweet banget Tar" ujar Lila. Naira tersenyum senang melihat kedua sahabatnya itu mendukungnya."Ehm.. Udah belum pinjem Naira nya?" ucap Vian. Tara dan Lila menatap Vian tajam, Vian langsung nyengir kuda.
"Jaga baek-baek temen gua!" ucap Lila.
"Awas lo kalo macem-macem lagi! Nih!" tambah Tara sambil mengibaskan tangannya kelehernya, seolah ingin menggorok leher Vian. Vian bergidik ngeri melihatnya.
Buset ini cewe-cewe galak amat ya daritadi. Batin Vian sambil menelan ludah.
"Siaap Kapten! Naira Almeera bakal saya jaga sepenuh hati, tak kan saya biarkan terluka walaupun hanya se-centi!!" balas Vian memberi hormat. Naira terkekeh melihatnya. Tara dan Lila tersenyum melihat Naira yang tampak bahagia itu.Naira dan Vian kembali memperlihatkan kemesraaan mereka disekolah. Dua sejoli itu bahkan lebih mesra daripada awal mereka jadian dulu. Vian terlihat sekali sangat menyayangi Naira, begitupun sebaliknya. Mereka sampai dinobatkan Best Couple nya SMA Ganesha. Adik-adik kelas pun mengagumi pasangan itu.
"Cocok banget ya, satu cantik satu ganteng! Gak sombong lagi" ucap salah satu adik kelas.
"Iya,, Mbak Naira nya ramah banget. Kak Vian juga murah senyum, baek. Aah cocok bangetlah, envy liatnya" tambah adik kelas lainnya.Melly benar-benar tidak bisa menerima kemesraan mereka. Setiap melihat mereka berdua darahnya serasa mendidih. Emosinya langsung memuncak, ia mulai memikirkan rencana-rencana gila. Apalagi ia kesal sekali karena Vian mendiamkannya setelah kejadian kemarin.
Kalo gua gak bisa dapetin lo, lo gak boleh jadi milik siapapun Yan!!. Batin Melly sambil menatap marah kearah Vian dan Naira yang sedang berjalan bersama.Melly tidak main-main dengan perkataannya itu. Tampak nya keinginannya mendapatkan Vian membuat dirinya menjadi benar-benar gila. Ia mulai melancarkan rencana busuknya. Suatu hari ketika Naira sedang berjalan sendirian dilantai 1, tiba-tiba pot bunga jatuh dari lantai 2. Hampir saja pot bunga itu mengenai Naira jika saja saat itu Vian yang kebetulan melihat kejadian itu tidak menarik Naira dan memeluknya.
PRAANK!! Pot bunga pecah dihalaman lantai 1 beberapa meter dari Naira. Vian memeluk Naira erat, jantungnya berdebar kencang melihat kejadian itu. Rasa khawatir langsung memburunya.
"Lo gak apa-apa Nai?" tanya nya panik. Naira menggeleng bingung, ia menoleh ke belakang dan dilihatnya pot bunga yang pecah itu. Naira langsung bergidik ngeri, kakinya terasa lemas. Kalo saja Vian tidak menariknya mungkin bukan pot bunga itu yang pecah, tapi kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Past, Present, Future! (Tamat)
ChickLitKetika cinta mulai tumbuh, menggebu, menjelma menjadi prioritas teratas, maka semakin besar kemungkinan untuk terluka.. Karena semakin cinta meninggi.. Semakin dalam pula jurang luka saat kau terjatuh nanti..