****
Bila keheningan muncul, rasa tak terlihat itu mulai merebah kesegala sudut jiwaku. Kadang ia membeku namun juga mendesir di aliran darah ini. Ia mengelus juga mencambuk. Ia juga menari dan merenung dalam waktu bersamaan. Semuanya berlatarkan batin nan jiwaku.
Sebuah pertunjukan simfoni itu dimulai pada waktu yang tak dapat dipastikan. Ia mengelilingi ragaku bak kitaran sebuah galaxy. Sempurna!
Rindu.
Menjelma bak setangkai mawar, ia manis namun menerkam.
Saat sebait rindu hadir, setiap pengutaraan barisnya kutuangkan dalam lembaran kertas dan setumpuk lembaran ini telah menjadi saksi bisu atas rinduku.
Rindu. Pelukan hangat yang nyata. Ia adalah selimut kasat bagiku sekaligus sekumpulan asap yang perih. Adakalanya ia membuatku menangis tanpa sebab yang nyata.
Rindu, adalah kamu.
Kamu yang membuatku merasa seperti orang gila. Tersenyum, menangis, semuanya berlangsung dalam satu saat. Bila pikiranku mulai kembali jernih, kadang kupukul jidatku sendiri karena rasa heran dan lucu. Sudah gilakah aku? Bodoh! Setelahnya, tersungging senyuman hasil drama itu diwajahku. Sungguh kepiluan yang manis.
Kau tersenyum?
Tak apa, kurasa kamupun merasakan hal yang sama denganku. Sama gilanya. Gila bersabar dan menunggu saat yang tepat :)
Ukhti
~~~~~~~~
Assalamu'alaikum readers
Info nih *cielah sok penting banget😂 hehe
Tulisanku "Dalam diam" sudah aku ganti judul menjadi "For Ukhti" jadi isinya akan lebih tertuju pada saudariku, terutama pesan-pesan dan celoteh akhwat hihii :) Oke, jadi langsung baca yuk! Semoga isinya dapat bermanfaat bagi ukti wa ikhwan sekalian ;)
Terimakasih telah membaca.😄
Salam pembaca setia 💖🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat untuk Akhi
EspiritualMeski tanganku tak mampu menggapaimu, namun disini, direlungku tersimpan sejuta puisi untukmu. Cinta sunyiku terus tumbuh merekah bak mawar merah yang indah. Didunia nyata, aku hanya dapat melihatmu dari imajinasiku. Ikhwan, izinkan aku melukis rupa...
