***
Teruntuk engkau yang aku cintai.
Permata hatiku yang berkilauan dalam senyap, kobaran yang membara dalam kepuhan asap.Ntah harus bagaimana tatkala belatih ini menusuk benakku.
Ntah harus bagaimana tatkala kobaran ini mulai melukaiku.Satu kepungan berduri telah meremukkan jiwaku. saat sayatan ini menyayat, ada darah yang menetes. Sakit.
Mungkin ini perjuanganku melawan nafsu, perlataran namamu membuatku lupa akan batasan. Aku harus memadamkan kobaran yang membara ini. Apinya telah membesar diluar batas. Ya Allah jangan biarkan hamba jatuh kedalam lubang yang sama, lindungi hamba dari cinta hasutan iblis yang membunuh secara perlahan.
Kehadiran sebuah rasa indah ini mulai mengujiku, ia membisik meminta pengorbanan.
Pengorbanan rasa sabar yang terasa menyakitkan atau kebodohan yang bertopengkan kepuasan.Lupakan aku jika membuatmu lebih baik. Lupakan kegelisahan dihatimu. Lupakan jika kau tak mampu lagi menahan perihnya kesabaran. Lupakan meski aku akan kehilangan seseorang yang menyanyangiku dan aku sayangi.
Aku tau aku hanya berkata dalam kalimat tersurat yang mungkin tak kau ketahui.
Lagi, aku harus meleburkannya dalam diamku. Tak apa, aku pasti bisa mengendalikan amarah cinta ini. Pasti bisa. Allah bersamaku:')
Ukhti
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat untuk Akhi
EspiritualMeski tanganku tak mampu menggapaimu, namun disini, direlungku tersimpan sejuta puisi untukmu. Cinta sunyiku terus tumbuh merekah bak mawar merah yang indah. Didunia nyata, aku hanya dapat melihatmu dari imajinasiku. Ikhwan, izinkan aku melukis rupa...