Pergi untuk Menjaga

784 13 0
                                    

Tatkala seorang insan mempertanyakan perlataran nasibnya, apakah bunga akan gugur atau pohon akan bersemi?

"Akulah waktu, saksi yang ditunggu setiap insan namun yang kuberikan adalah pemberian Yang Maha Mengatur.
Tak ada yang dapat menerka kepastian dariku, karena kepastianku dapat berubah meski dalam waktu sedetik."

Apakah perubahan alur ini telah mengapitku dalam dua akar yang tak bertatap pandang? Lantas siapakah yang patut disalahkan? Apakah Tuhan? Tidak!
Kau tak pernah tahu rencana Tuhan, Ialah yang Maha Mengetahui janganlah menghakimi Penciptamu.

Tiga hari lalu, Awan putih telah berkorban untuk tetesan hujan
Dua hari lalu, Derasnya hujan telah berkorban demi indahnya pelangi
Satu hari lalu, pelangi telah berkorban demi pancaran mentari.

Bukankah itu cukup sempurna sebagai perumpamaan?

Allah akan menjadikanku awan putih, tetesan hujan, pelangi yang tak pernah pudar bahkan mentari yang tak pernah redup untukmu jika Ia menghendaki.

Namun masa telah diberi tugas untuk menjagaku juga menjagamu sebelum itu. Lantas siapa musuh yang dibenci masa?

Syahwat. Nafsu, api yang melelehkan besi. Merombak pagar kesucian. Penghancur skenario impian. Budaknya adalah makhluk yang tak pernah mendapatkan kebahagiaan.

Aku menjaga dan kau menjaga.

Akhi, aku tak ingin skenario impianku musnah terbakar dahsyatnya api syahwat.


Ukhti

Surat untuk AkhiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang