Author POV
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, sekarang sudah memasuki hari jumat. Alarm di ponsel Ayu berdering, menunjukkan pukul 4 pagi. Ayu membuka matanya pelan, lalu menatap layar ponselnya.
"10 menit lagi," ucapnya lirih.
Ayu memaksakan diri untuk bangun dari ranjangnya dan berjalan masuk ke toilet. Baru keluar dari toilet sudah terdengar suara azan subuh dari masjid di sekitar rumahnya.
"Nggak nyangka, ternyata gue bisa juga mandi secepat ini." Kata Ayu bangga di depan kaca riasnya.
Ayu kembali masuk ke toilet untuk ambil wudu. Lalu keluar kamar dan ikut salat berjamaah dengan orang tuanya di lantai utama.
Ketukan pintu di kamar Dika tidak membuatnya bangun. Dia tidur sangat pulas sampai tidak mendengar suara apa pun termasuk ketukan pintu di kamarnya.
Pantas Dika tidak mendengarnya, dia baru saja pulang dan langsung tidur. Farah merasa lelah sudah mengetuk pintu kamar Dika beberapa kali tetapi tetap tidak ada jawaban darinya. Akhirnya dia memilih masuk.
"Dika, bangun dong. Sudah azan subuh tuh." Kata Farah dengan lembut.
"Sebentar lagi ya, Mah. Dika baru tidur 1 jam nih," jawab Dika dengan mata masih tertutup.
"Makanya buka dulu mata kamu," Farah masih berusaha membangunkan Dika.
Dika pun mulai membuka matanya pelan. Duduk di pinggir ranjangnya, berusaha mengumpulkan nyawa. Berjalan gontai memasuki toilet lalu keluar kamar dan ikut salat berjamaah dengan orang tuanya.
***
Dika POV
Beberapa kali gue mendengar ketukan pintu di kamar. Pasti itu Mamah yang mengetuk pintu. Sekarang gue tahu, pasti Mamah membangunkan gue untuk salat subuh berjamaah.
Selesai salat gue langsung kembali ke kamar. Gue melanjutkan tidur yang terganggu, gue masih ngantuk banget karena baru sampai rumah pukul 3 dini hari.
Sinar matahari memasuki kamar lewat celah jendela. Tepat pukul 5 pagi gue terbangun dari mimpi buruk. Gue langsung membuka tirai dan jendela di kamar lalu mandi.
Ketika sedang asik mandi, gue seperti mendengar suara langkah kaki di dalam kamar. Gue langsung mematikan shower karena sudah selesai. Gue segera keluar dari toilet karena masih penasaran siapa yang masuk ke kamar gue jam segini. Biasanya Mamah masuk ke kamar kalau sudah pukul 6 pagi.
"Siapa lo?"
"Sombong banget sampai nggak ngenalin gue." Ucapnya santai dengan posisi membelakangi gue.
"Sorry... bukannya gue sombong. Lo saja malah menghadap ke jendela, bagaimana gue bisa ngenalin lo?"
Lalu cowok itu membalikkan badannya. Gue terkejut melihat cowok yang ada di hadapan gue saat ini.
"Abang? Beneran ini lo?" gue masih tidak percaya.
"Iyalah, Dika. Ini gue, Abang lo. Nama gue Hendra Wibowo... kalau lo sudah lupa." Jawabnya mengejek seraya menyunggingkan senyum.
"Ya ampun, Bang! Gue kangen banget sama lo." Gue memeluknya erat.
"Bohong banget sih lo. Gue tahu lo itu pasti nggak suka gue pulang ke rumah kan?"
Gue langsung melepaskan pelukan itu. "Jangan bilang seperti itulah, Bang. Gue suka kok lihat lo ada di rumah." Gue berusaha meyakinkannya.
"Syukur deh kalau memang seperti itu. Mendingan sekarang lo pakai seragam dulu deh, gue tunggu di bawah."
![](https://img.wattpad.com/cover/110862046-288-k33314.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Cinta Untuk Starla [Completed]
Teen FictionBerprestasi di sekolah? Kok bisa? Padahal hampir tiap hari main sampai larut malam bahkan terkadang tidak pulang ke rumah. Dikelilingi cewek cantik dan seksi? Tidak usah ditanya lagi, sudah pasti cakep. Cewek mana coba yang tidak tertarik? Walaupun...