Part 1

6.2K 282 99
                                    

Author POV

Pukul 2 dini hari Dika sampai di rumah orang tuanya dengan mengendarai mobil sport merah kesayangannya. Dia baru pulang dari klub langganannya bersama kedua sahabatnya, Alfi dan Satria.

Sebelum pulang ke rumah, Dika lebih dulu mengantarkan Satria pulang ke rumahnya. Sedangkan Alfi pulang sendiri dengan mengendarai mobil sport biru miliknya.

Seperti biasa, Dika lewat pintu samping rumah dekat kolam renang. Mengambil kunci di saku jaketnya dan memasukkan ke lubang kunci. Tiba-tiba pintunya terbuka, Dika langsung mengambil kuncinya dan masuk, lalu mengunci kembali dari dalam.

"Yes! Aman." Ucap Dika bangga.

Takut orang tuanya terbangun, Dika berjalan mengendap-endap seperti maling. Semua lampu di dalam rumah sudah dimatikan, sehingga Dika menyalakan senter di ponselnya karena kesulitan mencari jalan menuju kamar. Kamarnya ada di lantai dua.

Sesampainya di kamar, Dika langsung menuju toilet yang ada di kamarnya untuk mandi dengan air hangat. Selesai mandi dan ganti baju, Dika merebahkan tubuh tingginya itu ke atas kasur king size miliknya. Jam di dinding kamarnya menunjukkan pukul 2.37 dini hari. Tak lama matanya pun terpejam.

***

Tok tok tok

Suara ketukan pintu di kamar Dika sudah beberapa kali terdengar di telinganya. Matanya sedikit demi sedikit terbuka. Dia langsung bangun dan lari ke toilet setelah melihat jam di kamarnya sudah menunjukkan pukul 6.24 pagi.

Pintu kamarnya terbuka, seorang wanita cantik memakai dress berwarna biru masuk. Melihat Dika tidak ada di tempat tidurnya dan mendengar suara gemericik air dari dalam toilet, dia berbalik berjalan keluar.

"Dika sudah bangun kok, Mah." Ujar Dika yang baru keluar dari toilet.

Farah menghentikan langkah kakinya tepat di depan pintu kamar Dika dan membalikkan badannya. Dia hanya menggelengkan kepala sambil berkata, "Cepat turun sayang, Papah sudah menunggu di bawah."

"Iya Mah, sebentar lagi Dika turun kok." Jawab Dika yang sedang mengeringkan rambutnya menggunakan handuk kecil.

Mendengar jawaban Dika, Farah membuka pintu kamar Dika dan berjalan keluar. Tanpa pikir panjang Dika langsung memakai seragam sekolahnya.

Selesai merapikan diri di depan cermin dan memakai sepatu, Dika mengambil beberapa buku dan memasukkan ke tasnya. Lalu keluar kamar untuk sarapan bersama orang tuanya di bawah.

"Pagi Pah... pagi Mah," sapa Dika.

"Pagi juga jagoan Papah," jawab Rendi.

Sedangkan Farah hanya tersenyum menatap Dika seraya mengambilkan roti untuknya. Dika sudah duduk di samping Farah.

"Mau rasa apa, Dik?" tanya Farah.

"Cokelat saja Mah, biar manis seperti senyuman Mamah. Benar kan, Pah?"

"Iya kamu benar, Dika. Kita harus mengawali pagi ini dengan memakan sesuatu yang manis, supaya hari ini menjadi hari yang istimewa. Seperti Mamah kamu, paling istimewa di hati Papah." Rayu Rendi seraya meminum susu hangatnya.

"Anak sama Papah sama saja... suka banget buat Mamah melayang." Kata Farah tersipu malu.

Selesai sarapan, Dika dan Rendi langsung pamit sama Farah. Mereka bertiga berjalan keluar rumah bersamaan. Sesampai di depan pintu utama, Dika langsung berjalan menuju mobil Honda Jazz putihnya.

Jika berangkat ke sekolah Dika tidak mengendarai mobil sport merah kesayangannya itu. Setelah Dika melajukan mobilnya, tak lama Rendi juga berangkat ke kantor.

"Sekarang kesepian lagi deh," kata Farah. Terlihat jelas wajah sedih Farah melihat anak dan suaminya sudah pergi. Farah pun memilih masuk ke rumah.

***

Jari-jari cantik Ayu menari di atas keyboard laptopnya, dari kanan ke kiri dan begitu sebaliknya. Matanya sudah mulai lelah menatap monitor. Tak lama tugasnya selesai, laptopnya langsung dimatikan.

"Ternyata sudah larut malam, pantas saja gue sudah mengantuk." Kata Ayu seraya menatap jam di ponselnya.

Ayu merapikan buku pelajaran yang akan dibawa besok dan memasukkan ke tasnya, lalu merapikan meja belajarnya. Setelah semuanya rapi, Ayu berjalan keluar kamar.

Ayu menuruni anak tangga satu per satu dan menyalakan lampu ruang makan, karena semua lampu di dalam rumah sudah dimatikan dari tadi kecuali di dapur. Sampai di dapur, dia membuat segelas susu putih hangat untuk dirinya sendiri. Berjalan ke ruang makan sambil membawa segelas susu di tangannya.

Lalu duduk di ruang makan dan meminum susu hangat buatannya sendiri sampai habis tak tersisa. Meminum susu sebelum tidur sudah menjadi kebiasaan Ayu sejak kecil.

"Kenapa belum tidur, Non?"

"Astagfirullah!" Ayu terlonjak kaget.

"Ya ampun Mbak Yanti... suka banget buat aku jantungan kayak gini, ya?" lanjutnya.

"Eh... enggak kok, Non. Maaf nggak sengaja, kirain Non sudah melihat saya." Kata Mbak Yanti merasa tidak enak.

"Enggak, aku nggak lihat. Iya tidak apa-apa kok, Mbak." Jawab Ayu tersenyum manis yang memperlihatkan giginya yang putih bersih.

"Sudah larut malam Non, lebih baik masuk ke kamar dan tidur." Saran Mbak Yanti.

"Iya... ini juga mau ke kamar kok, Mbak." Balas Ayu yang sedang berjalan membawa gelas kosong dan menaruhnya di westafel.

"Aku tidur dulu ya Mbak," lanjutnya.

Ayu berjalan menuju kamarnya. Sampai di kamar, dia tidak langsung tidur. Dia mengambil ponsel di meja belajarnya dan duduk di atas ranjangnya.

Membuka layar ponselnya yang terkunci lalu memilih menu musik dan merubah posisi duduknya menjadi tidur. Mendengarkan lagu sebelum tidur akan membuatnya cepat tertidur. Dan tak lama kedua matanya terpejam.

***

Getaran alarm di ponselnya membuat Ayu terbangun dari tidurnya. Setelah mematikan alarm, dia bangun dan masuk ke toilet di kamarnya. Selesai mandi, Ayu langsung memakai mukena dan menjalankan salat subuh.

Pukul 6.25 pagi Ayu selesai sarapan dan siap berangkat ke sekolah. Tak lupa sebelum berangkat Ayu berpamitan kepada orang tuanya terlebih dahulu. Meminta doa dan restu agar semua aktivitasnya berjalan dengan lancar dan selalu dalam lindungan Allah.

"Assalamualaikum," ucap Ayu mencium punggung tangan Andre dan Bunga bergantian.

"Walaikumsalam," jawab Bunga dan Andre bersamaan.

Setelah berpamitan Ayu langsung berjalan keluar menuju sepeda motor Scoopy kesayangannya. Ayu mengendarai sepeda motornya yang dari tadi sudah stand by di depan garasi rumahnya.

"Terima kasih ya Pak Budi, sudah dipindahin ke depan sepeda motornya." Kata Ayu tersenyum.

"Sama-sama, Non."

Ayu pun mulai melajukan sepeda motornya meninggalkan rumah. Tak lama setelah Ayu berangkat, Andre dan Bunga juga keluar dari rumah dan masuk ke mobil Andre menuju kantor.

***

Tbc

Hai pecinta dunia orange 😙.
Bagaimana ceritanya? Semoga kalian suka ya ☺.
Dan kalau memang suka, jangan lupa tambahkan ke daftar bacaan kalian biar tahu kelanjutan ceritanya bagaimana 😍.

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian 😊.
Vote and comment aku tunggu 😉.

Sorry for typo, baru belajar membuat cerita. Harap maklum ya 🙏.

Surat Cinta Untuk Starla [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang