Part 29

1.3K 71 5
                                    

Ayu POV

Sepulang sekolah, gue, Putri, Dewi, Santi, dan Rina duduk santai di kantin. Kami tidak memesan makanan, hanya minuman saja. Sekolah sudah mulai sepi karena sebagian murid sudah pulang, kecuali yang mengikuti ekstrakulikuler pecinta alam.

Dika dan sahabatnya juga ke kantin untuk membeli minuman dingin seperti kami. Mereka duduk di sebelah meja kami. Gue merasa risih karena diperhatikan Dika. Putri yang duduk di samping gue pun berbisik agar bersikap tenang.

Gue hanya menganggukan kepala, lalu memalingkan wajah dari tatapan Dika. Ponsel gue berbunyi, ternyata pesan masuk darinya. Gue mengembuskan napas berat saat membaca chat darinya. Gue sengaja tidak membalasnya berharap dia berhenti mengganggu.

"Dika, nanti malam lo mau ke mana?" tanya Santi.

"Kenapa?" jawab Dika singkat.

"Kita jalan yuk!" ajak Santi.

"Nggak deh San, terima kasih." Tolak Dika dengan sopan.

"Sama gue saja yuk, San! Bagaimana?" kata Satria menawarkan diri.

"Oh, jadi sekarang gebetan lo itu Santi?" sahut Putri.

"Lo cemburu, ya?" goda Satria.

"Buat apa gue cemburu? Nggak ada untungnya kali buat gue!" elak Putri.

Gue tahu kalau sebenarnya Putri sangat cemburu, karena dia sudah mulai suka dengan Satria. Mungkin dia bisa menyangkalnya dari orang lain, tetapi dia tidak bisa membohongi gue. Karena gue sudah mengenalnya sejak kecil.

"Ayu, nanti malam lo mau ke mana?" tanya Dika.

"Di rumah saja," jawab gue  sesingkat mungkin.

"Kita jalan-jalan yuk!" ajaknya.

"Maaf gue nggak bisa, gue lagi banyak tugas soalnya." Gue sengaja menolak ajakannya dengan baik.

"Jangan berbohong, Ayu." Kata Dika lembut dan menatap gue.

"Dika! Maksud lo apa sih ngajak Ayu jalan? Gue curiga deh sama lo. Ada hubungan apa sih antara lo dengan Ayu?" Santi beranjak dari duduknya.

"Gue sama Dika nggak ada apa-apa kok, San. Percaya deh sama gue," gue langsung menjawabnya.

"Gue nggak percaya, Yu! Karena sudah beberapa kali Dika menolak ajakan gue! Dika juga menolak ajakannya Karin. Tapi dia malah ngajakin lo jalan di depan gue!" Santi semakin emosi.

"Karin? Sekarang lo berteman dengan dia?" tanya Rina.

"Kita itu bukan teman, gue dengar sendiri kok obrolannya dengan Lisa dan Niken."

"Terus, kenapa lo jadi marah?" giliran Dewi yang bertanya.

Santi sama sekali tidak menanggapi pertanyaan Dewi. Dia malah berjalan mendekati tempat duduk Dika dan duduk di sampingnya, lalu memegang kedua tangannya.

"Dika, lo kenapa sih? Gue ada salah sama lo? Maaf kalau sudah buat kesalahan tanpa sepengetahuan gue. Tolong maafin gue," ucap Santi.

"Lo nggak salah apa-apa kok, gue memang lagi nggak mau saja jalan sama lo." Dika melepaskan genggaman Santi.

"Terus... apa alasan lo? Gue itu suka sama lo, Dika. Gue cinta banget sama lo," Santi mengutarakan isi hatinya.

"Santi... terima kasih karena lo sudah care sama gue. Tapi maaf, gue nggak bisa membalas cinta lo. Mendingan lo buang saja rasa cinta itu, karena itu akan sangat menyakitkan." Jawab Dika jujur.

"Lalu... siapa cewek yang lo cintai?" tanya Santi yang mulai berkaca-kaca.

Gue sangat mengkhawatirkan Santi, semoga saja Dika tidak mengatakan yang sebenarnya. Karena gue yakin, Santi pasti akan sangat marah dan membenci gue. Gue nggak ingin dia salah paham. Gue nggak ingin dia menangis gara-gara masalah ini.

Surat Cinta Untuk Starla [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang