Nah loh, nanti dulu, jangan hina saya dulu ya HEHE.
Maafkan diri yang nista ini. Sejak kemarin dan kemarin dan kemarin dan kemarin (kemarin aja terus sampai lebaran ayam) saya lagi kena writer's block. Gak tau kenapa. Saya juga gak paham alasannya. Makanya dari kemarin dan kemarin dan kemarin pangkat satu juta, kerjaan saya cuma baca novel aja, atau buku sejarah, atau lain sebagainya, gak nulis sama sekali (puisi aja enggak).
Lalu suatu ketika di malam penuh suara jangkrik, di sebuah chat room bersama buibu galaq bernama Radinda Anggia (rdnanggiap), terbesit sebuah ide random nan absurd untuk membuat cerita koleb. Saya juga gak yakin sebenernya ini cerita bakal selesai apa engga, tapi itung-itung menantang diri ini untuk keluar dari zona nyaman (gak nulis cerita galau, yang narasinya sepanjang jalan kenangan), akhirnya saya memberanikan diri buat nyoba nulis dan posting ke sini.
Kalau emang jelek, gapapa hina dina aja. WKWK
Saya lagi nggak banyak cadangan diksi di otak buat racau panjang lebar, jadi saya persembahkan cerita ini buat menghibur diri dan pembaca sekalian (berasa kondangan).
Semoga amanat yang mau saya dan Anggi sampein bisa sampai hingga ke dalam sanubari (apaan si, Wan).
Yaudah gitu aja. Happy reading! :)
-way, 30/5/17
KAMU SEDANG MEMBACA
[ON HOLD] Ekuilibrium
General FictionOke. Sebelum menyelam lebih jauh ke dalam kronik hidupku, ada baiknya kalau kita berkenalan dulu supaya tidak canggung. Namaku Dee. Aku punya saudara kembar yang satu juta kali jauh lebih manis daripada aku. Mamaku perfeksionis dan dia wanita karir...