Kemiringan Garis Kehidupan Seorang Dee: -0,75
[45 derajat dari titik ekuilibrium]
Kalau di dalam otak ada makhluk-makhluk kecil yang mengatur berbagai macam emosi yang dirasakan oleh pemiliknya kayak di film Inside Out, barangkali saat ini di dalam otakku, makhluk-makhluk itu sedang kocar-kacir dan panik dan stress dan berlarian ke sana kemari dan panik (aku udah nyebutin panik belom, sih?) dan sudah terjadi kebakaran di setiap sudut dalam otakku (soalnya kan, katanya impuls di dalam sistem saraf itu berbentuk seperti arus listrik dan, barangkali, karena aku terlalu stress akhir-akhir ini, dendrit-dendrit di dalam otakku jadi mengerdil—berbanding terbalik dengan produksi listrik di sistem saraf yang terus berdatangan karena terlalu banyaknya impuls yang masuk—sehingga menyebabkan arus pendek dan terjadi kebakaran seperti yang sering diberitakan di breaking news gitu).
Nanti dulu. Aku ngomong apaan, sih, tadi?
"Kamu udah tau soal Papa, Dee?" Saudari kembarku, Aria, yang kini duduk di hadapanku sambil menyantap es krim, bertanya dengan lesu. Sebenarnya, kadang-kadang aku ingin menyarankannya untuk meminum vitamin penambah darah (bukan vitamin yang terbuat dari darah dan Aria harus minum darah kayak vampir, maksudnya itu vitamin yang mengandung berbagai zat seperti zat besi dan vitamin B sekian-sekian-sekian dan lainnya buat meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah sehingga bisa bantu kalau-kalau Aria betulan kurang darah), tapi aku seringkali lupa untuk menyampaikannya karena omongan kami selalu jadi ngalor-ngidul kalau sedang bertemu seperti sekarang ini.
Menyedot mocca float yang es krim di atasnya sudah kuaduk-aduk, aku menarik napas ringan. Ala-ala Mama kalau lagi ngomong santai sama lawan bicaranya. "Emang di sini ada Mama, ya?" tanyaku balik sambil berkeliling pandang memerhatikan tempat makan di mana kami berada. Tidak ada satu hal aneh pun yang patut dicurigai. Hari ini sepi sekali karena masih jam kerja dan Aria juga sedang libur sekolah karena hari tenang sebelum ujian. Ingat, kan? Waktu pertemuan sama Ferdi, Mama sempat menyebutkan kalau aku akselerasi? Nah, berhubung aku anak akselerasi, sedangkan kembaranku tidak (sumpah, nggak bermaksud sombong), makanya sekarang dia masih menjalani masa SMA dan sedang persiapan untuk masuk perguruan tinggi.
"Pernah ada yang bilang nggak kalau kamu nggak nyambung pas diajak ngomong?"
Karena pertanyaan Aria yang membalas pertanyaanku yang juga membalas pertanyaannya (aduh, nggak efektif), aku mengernyitkan dahi dan jadi bingung sendiri. "Kok gitu?"
"Coba inget-inget, tadi aku nanya apa? Trus, kamu jawabnya apa tadi?"
Mendengar penjelasan itu, mulutku hanya memberikan jawaban pendek, "Oooooh." Aku terkekeh sambil menyedot minumanku di atas meja. Kayaknya ekspresi mukaku sekarang betulan kayak orang bodoh, makanya Aria malahan ketawa pelan sambil geleng-geleng kepala kayak begitu sekarang. Yah, gagal deh usaha jadi cewek keren. "Abisnya kan biasanya kalau ada Mama doang lo ngomongnya aku-kamuan. Aneh banget kayaknya di zaman begini ngomong kayak begitu."
Mendengar penjelasanku, Aria hanya memutar mata. Kadang aku berpikir kalau Aria itu punya aura jutek saat sedang pasang ekspresi kayak gitu—memutar mata sambil mengembuskan napas dengan keras. Soalnya kan dia itu tipikal cewek supermanis yang bikin cowok-cowok fanboying di belakang sambil gigit jari. Eh, tapi temen cowokku nggak ada yang sampe segitunya juga sih kalau ngeliat cewek manis.
"BTW, YA AMPUN, IYAAAA!" Gara-gara pertanyaan Aria yang sebelumnya dan sebelumnya dan sebelumnya (pokoknya yang pertama) itu, aku jadi teringat lagi dengan masalahku. Aria yang tadinya hanya tertunduk lesu sambil mengaduk-aduk es krimnya, memasang ekspresi kaget setelah aku berteriak tadi. "Tau nggak, tau nggak! Gue lagi pusing keliling lapangan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[ON HOLD] Ekuilibrium
General FictionOke. Sebelum menyelam lebih jauh ke dalam kronik hidupku, ada baiknya kalau kita berkenalan dulu supaya tidak canggung. Namaku Dee. Aku punya saudara kembar yang satu juta kali jauh lebih manis daripada aku. Mamaku perfeksionis dan dia wanita karir...