Bunyi speed boat menggema membelah lautan malam hari yang sunyi, hanya terdengar suara ombak dan mesin speed boat beradu. Riak air menjadi nada yang terdengar. Kelompok ANBU Divisi 1 menyebrangi lautan menuju sebuah pulau yang menjadi target mereka. Perjalanan yang menempuh 45 menit kini pulau itu mulai terlihat jelas dari tempat mereka sekarang berlabuh untuk berhenti.
Speed boat itu berhenti di pinggir perairan pulau, sebuah pantai kosong di bagian pulau tersebut. Speed boat bergoyang indah mengikuti arus air dan ombak yang menabrak speed boat. Beberapa orang menurunkan kaki mereka menapaki pasir pantai yang putih.
"Kiba, apa kau yakin disini aman?" Tanya Naruto mata birunya melihat sekitar. Pria dengan rambut kuning ini sudah kembali dari aktifitas sakit perut nya tadi. Syukurlah ia menemukan toilet.
"Ya, kita tunggu sumber informasiku." Kiba duduk di pasir pantai memangku laptopnya dengan setia.
Mereka menunggu sejenak informan yang akan datang. Kiba mengatakan jika kali ini informan itu dapat di percaya. Tempat mereka sekarang ini tertutup rimbun nya hutan, dibalik hutan itu mereka akan melihat sebuah gedung tua tak terpakai namun di balik itu semua kejahatan tersembunyi di dalamnya.
Ssrreekk
Suara semak belukar berbunyi, menandakan ada pergerakan mencurigakan disana. Sasuke menodongkan senjatanya langsung ke sumber suara, ia berdiri paling dekat dengan sumber suara yang muncul tadi.
Ssrreekk
Suara itu semakin kencang terdengar sepertinya memang mendekat kearah mereka. Sasuke mengeratkan lagi senjatanya, mata hitam nya menatap tajam, tak pernah beralih dari sana.
"Apa-a disini aman? Atau-u dibalik semak itu ada binatang buas-a?" Grutu Naruto.
"Jika itu binatang buas, aku dengan uska rela menyerahkanmu padanya." Sambung Shikamaru.
"Sialan kau!." Naruto menyikut Shikamaru sebal.
Langkah kaki terdengar jelas dibalik semak berukar, kini bukan hanya Sasuke yang mengacungkan senjatanya. Naruto, Shikamaru dan Sai pun sama.
Semakin dekat, dan wujud itu keluar dari semak.
Kllekkk
Empat senjata langsung menodong kearah orang yang baru keluar dari semak itu. Ekspresi nya kaget tentu dengan gerakan reflek tangan itu naik keatas seperti seorang penjahat.
"Oh-h Ha-i." Ucap orang tersebut. "Hm bagai-mana kalau kalian turunkan senjata-a itu-u?" Tunjuknya pada senjata yang mengarah kepadanya takut.
"Sai!." Suara Sasuke seperti perintah. Sai maju perlahan untuk memeriksa orang di depan mereka. Senjatanya masih mengarah kearah orang tersebut.
"Tenanglah. Ia informan yang aku maksud." Ucapan Kiba sempat mengalihkan pengawasan mereka.
Sai mendekat tepat di depan orang tersebut. Meraba-raba tubuh itu dengan tanganya, mencari apakah ada senjata yang dapat mengancam mereka atau alat komunikasi lainnya. Orang yang di jadikan tersangka itu menoleh kearah Kiba.
"Hoy! Kiba! Katakan para rekanmu aku ini tidak mengancam siapapun!." Teriaknya.
"Diam kau!." Suara dingin Sai yang paling dekat. "Ia aman." Setelah Sai selesai memeriksa.
"Tch, aku sudah mengatakannya barusan."
"Kau masih banyak bicara seperti biasa ya." Sambung Kiba. "Apa kau yakin tidak ada yang mengikutimu?" Tanya Kiba.
"Ya. Kau tenang saja, pulau ini sudah seperti peta dalam otakku. Seluk beluknya aku kenal." Ucap informan yang di maksud Kiba.
"Baiklah. Aku percaya padamu, Lee"

KAMU SEDANG MEMBACA
Script Or Destiny
Fanfiction[1] Akankah cinta itu ada diantara mereka yang tidak mengenal satu sama lain. Dipertemukan saat keadaan yang mereka tidak bisa tebak. Atau hanya sebuah rencana yang dibuat anak manusia ini. -Haruno Sakura -Uchiha Sasuke Note : judul per chapter itu...