Malam berganti hangatnya mentari yang siap menerangi bumi, mengawali aktifitas dipagi hari penuh semangat. Namun dilain sisi bumi masih terjadi pergulatan yang cukup sengit antara Naruto dan Yahiko satu sama lain, wajah keduanya sudah babak beluk, tak berbentuk sama sekali.
"Hah-h.. hah.. ayolah. Kau menyerah saja!" Gerutu Naruto, dengan napas nya terputus-putus bosan dengan hasil yang selalu sama. Sama-sama kuat dan saling bertahan.
Yahiko tak menanggapi ucapan Naruto dan menyerang lagi Naruto dengan tinjuannya. Namun kini Naruto bersikap serius, ia menangkap lengan Yahiko dan menancapkan pecahan kaca yang masih ia pegang, menusuk perut Yahiko cukup dalam, dan mengeluarkan hingga Yahinko mengeluarkan darah kental. Yahiko jatuh tersungkur dibawahnya.
"Akkh.. breng-sek!." Ucap Yahiko menekan sendiri perutnya yang mengeluarkan darah.
Naruto berjongkok disamping Yahiko yang terkapar ditanah, menggulung celananya kemudian mengeluarkan sebuah suntikan yang ia bawa di balik celananya, menarik pembungkusnya dengan gigi.
"Istirahatlah sebentar."
Jjlleebb
Suntikan itu masuk ke lengan Yahiko bersamaan cairan didalamnya berkurang. Yahiko pun lumpuh tak bergerak hanya bisa bicara tanpa berbuat apa-apa.
"Apa-a yang kau.."
"Kau akan lumpuh tidak bisa bergerak selama 24 jam kedepan." Jelas Naruto berjongkok disamping tubuh terbaring Yahiko.
"Huskie, apa tim tambahan sudah datang?." Tanya Naruto melalui wireless.
'Ya, mereka baru saja datang.' Balas Kiba. 'Ngomong-ngomong, kau keren juga Naruto!' puji Kiba.
"Tch, sudah dari dulu." Senyum keluar dari sudut bibir Naruto. "Kirimkan tim bantuan menuju tempatku, dan bawa Yahiko." Jelas Naruto.
'Mereka menuju kesana dalam 7 menit.'
"Terimakasih karena kau mau bertarung denganku, sebuah kehormatan bagiku bisa mempunyai kesempatan seperti ini. Sampai jumpa kembali Yahiko." Naruto melangkah pergi mengambil barang-barangnya yang berserakan dimana-mana. Pergi meninggalkan Yahiko, mungkin membantu Sasuke atau ia akan menyusul Sai dan Shikamaru? Mari kita terus membacanya.
©©©©
Langkah lari kedua orang laki-laki ini memasuki gedung yang telah mereka jadikan target penyerangan. Ledakan sebelumnya yang terjadi memang diciptakan untuk pengalihan keadaan. Disaat orang-orang pergi kesumber suara, Shikamaru dan Sai mendekati gedung tersebut dan masuk melalui jendela yang mereka pecahkan sebelumnya.
"Huskie, aku sudah didalam." Lapor Shikamaru pada Kiba yang mengawasi dari kejauhan.
'Masuklah lebih dalam, kau akan menemukan sebuah ruangan seperti kamar besar yang ada satu-satunya disana.' itu bukan suara Kiba, namun suara Lee.
"Pineapple kau didepan, aku yang akan berjaga dibelakang." Ucap Sai mendapat anggukan mantap dari Shikamaru.
Menyusuri setiap kamar dan ruangan yang ada di dalam gedung tersebut. Menendang dengan kasar, memberikan kode satu sama lain dengan gelengan atau isyarat tangan mereka. Kini tiba diruangan yang dikatakan Lee tadi. Membukannya, dan disana banyak sekali para wanita berkumpul bertumpuk sekitar 20 orang. Berpakaian lusuh, berwajah kucal dan ada juga yang terlihat berbaring menanahan sesuatu disamping temannya. Wajah mereka ketakutan menyiratkan sebuah kekawatiran. Sai masuk disusul Shikamaru, kemudian mereka menutup pintu. Shikamaru berjaga dibelakang pintu untuk mengantisipasi kehadiran orang.
"Lee, kami menemukan tempatnya." Ucap Shikamaru melalui wireless.
'Bagus. Err Shikamaru, kalian sepertinya harus menunggu sebentar. Kini ada sekitar 5 orang berlari menuju arah kalian.' Jelas Lee. Sai dan Shikamaru saling pandang.
![](https://img.wattpad.com/cover/86587716-288-k387756.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Script Or Destiny
Fanfiction[1] Akankah cinta itu ada diantara mereka yang tidak mengenal satu sama lain. Dipertemukan saat keadaan yang mereka tidak bisa tebak. Atau hanya sebuah rencana yang dibuat anak manusia ini. -Haruno Sakura -Uchiha Sasuke Note : judul per chapter itu...