4 | Latihan

2.8K 627 82
                                    

"Bang, jangan tidur lagi. Kalau nanti maneh nyesel, awas nyalahkeun urang."

"Bacot!"

Astaghfirullah. Baru juga imsak, Suga sudah mengumpat dan membuat pahala puasanya hari ini yang baru dimulai menjadi minus.

Suga kembali menarik selimut dan mulai memejamkan mata. Cowok tersebut baru saja selesai sahur bersama Jimi. Sholat Subuh berjamaah juga sudah dilaksanakan dengan Suga sebagai imamnya. Masha Allah.

Bahkan tadi Suga sempat membaca Alquran sebentar walau hanya satu lembar, yang penting baca. Bukan seperti Jimi yang sehabis sholat Subuh malah teleponan dengan Selgy. Katanya supaya afdhol dan kuat berpuasa. Alasan sampean.

Suga juga menyempatkan diri untuk tadarusan. Soalnya kemarin habis diberikan pencerahan oleh seorang Mustafa Terra Hamdani. Kata Terra, di malam-malam ganjil terakhir Ramadhan ini ada Lailatul Qadar. Insha Allah doa akan dijabah. Makanya Suga banyak berbuat amal dan ibadah di bulan suci agar mendapatkan malam Lailatul Qadar tersebut. Siapa tahu doa seorang Suga Adipati agar dijodohkan dengan Ananda Wendy Putri Pratiwi dikabulkan.

Amin.

Jimi memang menginap di kos Suga. Padahal Jimi bisa saja pulang ke rumahnya yang hanya beberapa jam dari Kota Bandung. Namun kata Jimi, dia mau menemani Suga yang pasti merasa kesepian harus menjalankan puasa jauh dari keluarga. Sudahlah sendirian, jombo, hidup lagi. Rasa perikejombloan Jimi pun menjadi terpelatuk karenanya.

Suga memilih tidur lagi karena dirinya sudah bangun sejak jam dua pagi tadi. Padahal biasanya Suga itu sahur mepet imsak. Kata Ustad Maulana sih akhirkan sahurmu dan segerakan berbukamu.

Jimi ribut membangunkan Suga jam dua pagi karena ada Selgy. Sinetron Ramadhan yang dibintangi Selgy tayang jam dua pagi. Jadi, sebagai pacar yang baik, Jimi harus menonton sinetron tersebut dengan mengajak Suga. Alasannya karena Jimi takut kalau menonton sendirian. Padahal setan dan iblis itu dikurung selama bulan suci Ramadhan.

Eh, tidak semuanya dikurung, sih. Buktinya Jimi masih berkeliaran.

"Bang, nyesel beneran ieu maneh. Nanti gue lagi yang diomelin." Jimi menggoyang-goyangkan bahu Suga.

Suga risih dengan perlakuan Jimi. Mana Jimi sampai melompat-lompat di atas kasur, menarik selimut Suga, sampai menghimpit Suga hingga ranjangnya bergenjot-genjotan

Pikirannya jangan ke mana-mana, ya.

"Diem atau mulut lo gue sumpal pakai kolak sisa kemarin!" ancam Suga galak. Galak-galak tapi menggemaskan.

Jimi langsung terdiam. Bisa-bisa puasanya jadi batal.

Hening. Suga mengucapkan syukur di dalam hati karena dirinya bisa tidur dengan tenang.

"Jim, lo masih lama siap-siapnya? Lo di mana, sih? Nggak di kos lo, ya?"

Mata Suga langsung membelalak kaget saat mendengar suara yang sangat dikenalnya. Suara sang masa depan.

"Wendy!" ucap Suga dan langsung terduduk dari posisi tidurnya.

Jimi sudah menahan tawa melihat ekspresi Suga. Jimi pun masih menempelkan ponsel miliknya di telinga kanan Suga.

"Loh, ini suara Suga? Eh Jim, lo nginep di kosan tuh anak?" Wendy masih mengira bahwa itu Jimi, padahal jelas-jelas baru saja dia mengatakan sendiri kalau itu suara Suga.

"Lo ngapain nelepon Jimi subuh gini, Dy?" tanya Suga sambil merebut ponsel Jimi dari tangan cowok bantet tersebut.

"Urusan lo?"

SWAGGY & WITTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang