Suga sedang duduk galau sambil menggoyang-goyangkan kakinya di beranda rumah. Cowok tersebut sedari tadi mendendangkan lagu lamanya Teh Melly Goeslaw berjudul Gantung ditemani sang keponakan yang asik bermain tanah di halaman rumah sendirian.
"Sampai kapan kau gantung cerita cintaku~"
"Adipati, itu baju kamu yang di gantungan kamar kotor? Biar Mbak cuciin sekalian!"
Nyanyian Suga terpotong setelah kakak iparnya ㅡ Kirana berteriak dari dalam rumah. Suga mendenguskan napasnya dan membalas teriakan Kirana. "Cuci Mbak! Sekalian otak suamimu tak cuciin juga!" balasnya kesal entah kenapa dan kembali melanjutkan nyanyiannya.
"Sampai kapan kau gantung cerita cinㅡ "
"Kamu pilih digantung di pohon mangga Bapak atau di pohon tomat Ibuk?" tanya sebuah suara milik seseorang yang tangannya sekarang menoyor kepala Suga.
"Opo sih. Gendheng!" balas Suga ketus menatap tajam sang kakak ㅡ Sugi Adijaya.
Sugi kembali membalas Suga dengan menendang kaki cowok tersebut dan berjalan ke arah anaknya yang masih bermain tanah. "Dito besok kalau udah gede jangan jadi kacang lupa kulitnya ya, Nak? Balik ke kampung itu harusnya salam sama keluarga, baik-baik gitu loh. Bukannya mengumpat sama yang lebih tua," ucap Sugi menyindir sutera sambil membersihkan tangan Dito dari tanah dan menggendongnya.
"Besok kalau Kirana nyuciin baju kamu lagi ucapin terima kasih gitu, Ga. Udah tambah umur bukannya tambah dewasa atau gimana, masih aja suka ngomong seenaknya. Kamu itu laki-laki loh, ya wibawa sedikit di depan keponakan. Ini kok ya ngomongnya gitu," ucap Sugi sebagai serangan terakhir dan berjalan memasuki rumah meninggalkan Suga yang terdiam.
Suga kembali galau bahkan bertambah galau setelah mendengar ucapan sang kakak tadi. Baru dua hari pisah dari Wendy, Suga sudah resah karena Wendy tidak membalas pesannya.
Kalau sudah menyangkut Wendy, Suga suka kebablasan. Sudah tahu mulut Suga suka setajam pisau dapur kalau berbicara, ditambah berita tentang si pujaan hati menambah kadar kepedasan omongannya meningkat jadi level pedas luar biasa. Ingatkan Suga untuk tidak mengumpat dan galau saat ada Dito ataupun Sugi di sekitarnya.
"Assalamualaikum. Kok masih di luar? Udah mau Maghrib ini," sahut Bapak Adi yang baru pulang dari stasiun KA.
Ayahnya Suga bekerja di kantor stasiun KA. Selama bulan puasa, Bapak Adi sering pulang Maghrib apalagi sekarang sudah waktunya mudik, jadi mau tidak mau Bapak Adi harus bekerja sampai sore.
"Waalaikumsalam, Pak." Suga menghampiri Bapak Adi dan mengambil alih kantung plastik yang setelah Suga periksa berisi tepung dan gula, sepertinya titipan Ibuk Adi.
Suga pun mengikuti Bapak Adi ke dalam rumah. Keluarganya yang lain sudah duduk di meja makan. Kirana sudah sibuk bolak-balik dapur membawakan piring dan gelas untuk berbuka.
"Adipati, adikmu coba hubungi suruh pulang. Kalau sudah main bola, tuh anak suka lupa waktu," pinta Ibuk Adi sambil menggendong Dito yang sedang memakan buah pisang.
Suga segera berdiri dari duduknya bermaksud hendak mengambil ponsel. Namun, sosok sang adik ternyata panjang umur karena menampakkan dirinya segera.
"Buk, air teh punya Saga tolong siapin ya. Mau mandi dulu!" ucap si bungsu ㅡ Saga Adiyaksha yang segera berlari ke dalam kamar mandi dengan badan yang sudah penuh dengan peluh keringat. "Mas Suga, ambilin handukku dong!" teriak Saga dari dalam kamar mandi.
Suga hanya berdecih tanpa menggerakkan pantatnya barang sedikit pun dari tempat duduk. Ibuk Adi yang melihat hal tersebut kembali menghela napasnya dan berjalan menuju kamar Saga untuk mengambilkan handuk.

KAMU SEDANG MEMBACA
SWAGGY & WITTY
Fanfiction[SPIN OFF] Saat ini Suga Adipati memiliki dua visi; mencari pasangan wisuda dan mencari pasangan hidup. Published : 23/5/17 Completed : 10/10/17 Storyline : paulivery