11 | Siapa Takut!

2.4K 561 85
                                    

"Rajin kali kau pagi-pagi nyuci motor. Biasanya masih ngorok lah kau di dalam kamar itu." Ucok, salah satu teman satu rumah kos Suga menegurnya yang asik memandikan motor kesayangannya.

"Pengin jalan jugalah kita sama cewek, Bang. Hari Minggu gini sayang kalau aku tak kemana-mana," balas Suga yang sengaja mengikuti logat si Ucok.

Ucok mengangguk-angguk mengiyakan Suga dan berlalu keluar pagar. "Sukses lah ya jalan-jalan kau. Pulang-pulang bawakan Gehu pedas boleh juga," kode si Ucok dan berjalan meninggalkan kawasan kos.

Suga terkekeh pelan dan melanjutkan aktifitasnya sambil bersiul senang. Minggu pagi diawali dengan kegiatan bersih-bersih memang terbaik. Baju kaos putih polos, celana pendek futsal, sandal jepit, dan rambut bagian depan yang dikuncir adalah style Suga di hari Minggu. Kalau kata Mino ini ala abang-abang komplek idaman pemudi karang taruna.

Sengklek emang si Mino.

"Assalamualaikum, Kak Busung!!!!"

"Waalaikumsalam ya ahli kubur."

"Astaghfirullah ucapan. Bilangin Kak Wen nih!"

Suga terkekeh dan meletakkan spon cucinya ke dalam ember dan menoleh ke arah suara cewek yang memanggilnya. "Eh si centil. Kenapa lo ke sini?"

"Nih, oleh-oleh dari Seoul," ucap cewek boncel tersebut, Yeriana yang turun dari sepedanya.

Apartemen Yeriana terletak di dekat jalan ke arah kos Suga. Jadi, hanya dengan menggunakan sepeda Yeriana sudah bisa mencapai kos Suga, apalagi sekarang masih pagi. Sekalian olahraga.

"Kakak kok rajin banget nyuci motor? Biasanya jam segini masih molor di dalem," celetuk Yeriana sambil ikut berjongkok di samping motor milik Suga.

"Mau jalan sama Neng Wendy," jawab Suga enteng sambil menggosok-gosokkan spon ke kap ban motornya.

Yeriana memasang tampang cengengesan dan menaikkan alisnya. "Cieee cieee akhirnya kapal mulai manasin mesin mau berlayar," ujar cewek mungil tersebut sambil menunjuk Suga.

"Kapal opo? Kapalan iya tuh otak lo kebanyakan main sama Jeka," ucap Suga lagi yang berhasil membuat Yeriana mengerucutkan bibirnya.

"Bukan otak gue yang kapalan. Hati loh tuh yang udah jamuran kelamaan kosong," balas Yeriana sambil menyiram-nyiram bagian motor yang sudah dicuci Suga.

"Lo siram ya Dek sampai bersih. Gue mau mandi dulu. Kalau gue siap nanti tapi motor gue masih ada busanya, gue bilangin ke Jeka lo suka nyebar foto aib dia di grup Trio Bantet." Suga mengambil plastik oleh-oleh Yeriana dan pergi beranjak ke kamarnya.

Yeriana hanya mendengus sebal dan tetap melakukan perintah Suga. Dirinya menggulung celana tidurnya dan mulai menyemprotkan motor Suga dengan selang air sambil bersiul-siul kecil. Yeriana sudah sepenuhnya berhasil menjadi titisan Suga dan Jimi sepertinya.

"Loh, Yeriana?" Sebuah suara menghentikan gerakan tangan Yeriana.

Yeriana menoleh ke arah suara, lalu tersenyum sambil melambaikan tangannya. "Halo Kak Wen! Kok ke sini?" tanya Yeriana kepada Wendy.

"Lo juga kenapa ke sini?" tanya Wendy dengan mata yang mendelik dan berjalan ke arah Yeriana sambil menenteng kotak bekal untuk dirinya dan Suga.

"Adudududu, gue nggak nikung kok, Kak. Kak Suga bukan selera gue." Yeriana mengangkat kedua tangannya mengarahkan peace. "Tadi gue nganter oleh-oleh dari Seoul. Kalau untuk Kak Wendy entar barengan aja dengan Joy sama Egi kalau ngumpul."

"Nikung apaan!" Wendy menaikkan alisnya dan duduk di kursi yang tersedia di depan teras kos Suga. "Suga mana?"

"Dandan," jawab Yeriana dan kembali menyiram motor Suga sambil bersiul.

SWAGGY & WITTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang