"Maneh betulan mau kerja di bank, Zy?" tanya Maura sambil mencocolkan jambu air ke dalam kuah rujak. "ADUH, PEDES PEDES!! HOBI AMBILIN MINUM!" Selanjutnya Maura menepuk bahu Hobi yang duduk di sebelahnya.
Setelah Hobi berjalan ke dapur rumah Maura, Ezy tampak menganggukkan kepalanya. "Kalau mau jadi aktuaris juga gua kagak yakin tembus dah. Bukannya pesimis, tapi gua cuma mengambil kesempatan yang ada, daripada nganggur habis wisuda, ya nggak?" jelas Ezy.
"Ooh gitu. Nuhun." Maura mengambil gelas berisi air dingin yang diberikan Hobi.
Wendy hanya menyimak pembicaraan dua cewek tersebut sambil tangannya masih sibuk memotong bengkoang dan mangga. Siang ini mereka sedang berkumpul di rumah Maura setelah kemarin mengunjungi festival UKM kampus.
"Mino kenapa lama banget yak," ucap Ezy sambil memeriksa telepon genggamnya. "Lu di mana, supri?" tanya Ezy setelah teleponnya tersambung dengan Mino.
"Masih di jalan, tadi habis nemenin Suga ke tukang jahit."
"Mending lu cepetan dah. Entar rujaknya dihabisin Hobi sama Maura. Hati-hati lu." Ezy memutuskan panggilanya dan kembali menikmati rujak. Padahal dia yang paling banyak makan di antara mereka.
"Wen, lo lusa sidang kan ya?" tanya Hobi setelah dirinya menelan satu potong nanas.
"Yap! Entar kalian dateng ke gedung Farmasi ya bawain bunga buat gue," canda Wendy.
Maura tertawa mendengar ucapan Wendy. "Bawain bunga mah udah biasa atuh ih. Engke sok urang bawa penghulu buat maneh jeung si Suga."
"Jangan dong, Ra," sela Hobi tidak setuju. Wendy langsung menganggukkan kepalanya mendengar ucapan Hobi. "Penghulunya entar aja pas wisuda. Kan masih sidang," sambung Hobi.
"Sama aja lo!" desis Wendy kesal.
Ezy dan Maura kompak tertawa. Wendy langsung memanyunkan bibirnya karena merasa diledek dan digoda oleh teman-temannya ini.
Hobi dan Ezy sudah melaksanakan sidang skripsi mereka minggu lalu karena fakultas mereka biasanya memang paling duluan sidang. Sedangkan Maura yang anak Mikrobiologi akan sidang minggu depan.
"Eh Wen, lu jadi jahit kebaya atau nyewa?" tanya Ezy lagi. "Gua nyewa soalnya kagak keburu mau ngukur ke tukang jahit."
Wendy menuangkan kecap dan potongan cabai rawit ke dalam piring kecil sambil berkata. "Mama gue yang ngejahit kebayanya. Tapi belum selesai sih, mungkin kalau nggak keburu gue nyewa aja."
Mereka bertiga kompak mengangguk dan kembali melahap rujak buah hasil buatan Wendy. Apapun masakan dan makanan karya tangan Wendy memang terasa nikmat di lidah mereka.
"Assalamualikum!" teriak Mino dari pintu rumah Maura dan masuk diikuti Suga di belakangnya.
Semua kompak menjawab salam Mino. Cowok tersebut pun duduk setelah meletakkan kantung plastik berisi fotokopian skripsinya.
"Wah, mana nih rujak bagian gue!" Teriak Mino lagi sambil tangannya berusaha menggapai potongan nanas dan mencelupkannya ke dalam kuah kecap dengan potongan cabai rawit tadi.
Plak!!
Wendy menepuk tangan Mino dan menyodorkan kuah rujak berkacang ke arah cowok tersebut. "Lo cocol ke kuah yang ini!" Lalu, Wendy menyodorkan piring berisi kuah kecap buatannya tadi ke arah Suga. "Nih, Ga."
"Buset!!" Teriak Mino lagi. "AWW!! Apa sih, Zy?" Mino menatap Ezy tajam yang baru saja menepuk belakang kepalanya.
"Suara lu bisa dikecilin nggak, Pak? Lu kira ini hutan teriak-teriak gitu?" desis Ezy geram.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWAGGY & WITTY
Fanfiction[SPIN OFF] Saat ini Suga Adipati memiliki dua visi; mencari pasangan wisuda dan mencari pasangan hidup. Published : 23/5/17 Completed : 10/10/17 Storyline : paulivery