9 | Mapala

2.5K 516 77
                                    

"Maaf ya Gi, soalnya Yoojung lagi liburan ke Indonesia, jadi gue sama Kak Jeka mau jalan bareng Bule Topoki."

"Oke deh, Yeriana. Have fun!"

Bip

Selgy memutuskan panggilannya dan menatap Jimi yang sedang menyetir mobil di depan. "Ya udah, kita bertiga aja yang ke rumah Kak Wendy. Jeka sama Yeriana bisa ketemu di kampus aja pas masuk kuliah nanti."

"Siap," jawab Jimi sambil melajukan mobilnya menuju rumah Wendy.

Kemarin Suga sudah balik lagi ke Bandung, nasib mahasiswa tingkat akhir yang dikejar-kejar deadline skripsi. Hari ini kebetulan Jimi main ke rumah Selgy, maka Jimi yang kebetulan mengetahui bahwa Suga sudah di Bandung, dengan senang hati mengajaknya.

Sekarang mereka bertiga sudah di jalan menuju rumah Wendy. Mereka tidak ada yang memberitahu Wendy bahwa mereka akan bertandang ke rumah cewek manis incaran Suga tersebut. Kata Jimi, kalau datang siang hari seperti ini siapa tahu sampai di sana langsung ditawari makan siang bersama.

"Ini rumahnya?" tanya Suga waktu mobil Jimi berhenti di depan rumah berwarna oren dengan pagar hitam.

"Iya," jawab Selgy sambil membereskan barang bawaannya. Suga tentu saja membawa oleh-oleh dari Yogyakarta untuk Wendy dan keluarganya. Selgy sebagai perempuan di antara mereka bertiga dengan ringan hati membawakan oleh-oleh tersebut.

"Assalamualaikum, Kak Wendy!" teriak Selgy. Pagar rumah Wendy yang tidak dikunci memudahkan mereka untuk langsung mengetuk pintu rumah Wendy.

"Bentalll Tante Egiii...." Terdengar suara seorang anak kecil dari dalam yang membuat Selgy tersenyum. "Onti .. ada Tante Egi!!" teriak bocah itu lagi.

Suga yang mendengar suara anak kecil tersebut lantas mengerutkan dahinya. Hatinya was-was karena khawatir kalau anggota keluarga Wendy banyak. Tentu saja hal tersebut membuat nyalinya sedikit ciut.

"Waalaikumsalam, Egi.... " Wendy membukakan pintu dan langsung menyambut Selgy ke pelukannya. "Minal aidin ya cantik," ucapnya lagi.

Selgy membalas pelukan Wendy sambil tersenyum senang. Jadwal syuting yang padat selama bulan puasa membuatnya jarang berjumpa dengan Wendy maupun Yeriana padahal mereka tinggal di satu kota. Jimi yang melihatnya ikutan tersenyum, sedangkan Suga diam terpaku melihat Wendy.

Wendy sepertinya sedikit merubah penampilannya. Bisa dilihat kalau rambut cewek putih tersebut lebih cerah dan wajahnya sedikit tirus. Mungkin efek puasa kemarin, pikir Suga. Namun, entah mengapa di mata Suga, Wendy begitu terlihat cantik dan bersinar. Beberapa minggu tidak bertemu Wendy sangat membawa dampak maha dahsyat kepada Suga. Betapa indahnya ciptaan Tuhan.

"Eh, Jim. Minal aidin," sapa Wendy dan berjabat tangan dengan Jimi. Mereka berdua sebenarnya lahir di tahun yang sama, namun karena Wendy yang akselerasi dan Jimi yang telat kuliah setahun membuat status mereka di kampus berbeda dua tingkat. Tetapi sebenarnya, Suga lah yang menyuruh Jimi memanggil Wendy 'kakak' dengan alasan menghargai senior. Yang senior mah beda!

"Hai, Dy!" sapa Suga akhirnya kepada Wendy dan melambaikan tangannya dengan canggung.

Wendy sedikit kaget dengan kehadiran Suga. Pasalnya tadi Wendy tidak melihat siapa-siapa selain Selgy dan Jimi. Atau jangan-jangan tadi Suga sembunyi di balik tubuh Jimi? Tetapi mereka berdua kan sama pendek, eh sama tinggi maksudnya.

"Oh, ada Suga," sapa Wendy santai agar tidak terlihat terlalu kaget. "Barengan Jimi, ya?" tanya Wendy basa-basi. Wendy tidak terlalu bodoh untuk berpikir kalau Suga pasti ke sini bersama Jimi dari Bandung.

Suga menganggukkan kepalanya. Lalu Wendy mempersilakan mereka masuk ke dalam rumah dan duduk. Waktu masuk ke dalam rumah Wendy, hal pertama yang dilihat Suga adalah foto perempuan kecil berukuran 20R yang dibingkai dan digantung di dinding rumah Wendy. Seketika terbitlah senyum manis di bibir Suga melihat foto tersebut, foto masa kecil sang wanita idaman.

SWAGGY & WITTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang