Aurel menghampiri kedua orang tuanya yang sedang menonton telivisi di ruang tengah.
"Mah,pah " panggil Aurel sedikit takut, mereka menoleh ke Aurel tanpa mengeluarkan sepatah kata.
"Aurel mau nanya."
"Nanya apa ?" ucap Alena setelah menyeruput teh hangat.
"Menurut kalian aku ngelanjutin SMA dimana ya ?" Aurel menatap Ridwan dan Alena bergantian.
"Terserah kamu aja." sahut Alena acuh.
"Tapi aku gak tau mah sekolah yang baik sekolah yang mana ?"
Ridwan menghela nafas kasar.
"Gak usah cari sekolah yang baik yang intinya kamu sekolah itu aja! atau kamu mau gak sekolah?" ucap Ridwan yang mulai angkat bicara.
Aurel tersentak, ia tak menyangka bahwa orang tuanya akan merespon seperti ini.
"Yaudah kalo gitu aku aja yang cari sendiri pah, tapi aku minta kalian mau nemanin aku untuk daftar nanti." pinta Aurel
"Mama gak bisa Aurel, mama sibuk. Nanti mama suruh pak Iman aja yang nemanin kamu." ucap Alena seraya bangkit dan berlalu pergi.
"Jadi anak jangan manja! ngurus hidup harus mandiri!" Ridwan pun ikut bangkit dan berlalu pergi.
Setetes air mata Aurel berhasil kembali menetes bukan berarti ia cengeng hanya karna ia benar-benar tidak di perdulikan, begitu juga dengan kata kasar yang Ridwan lontarkan.
Aurel pun melangkah pergi menuju kamarnya, ia duduk di sudut ranjangnya,ia menangis sejadi-jadinya.
"Kenapa sih ma,pah,bang Rey benci sama aku? Bukan aku yang bunuh Arin, bukan aku..." jeritnya.
Bi Surti yang tengah lewat depan kamar Aurel pun tak sengaja mendengar jeritan Aurel. Ingin rasanya bi Surti menasehati keluarga Aurel,namun ia bisa apa? ia hanya seorang pembantu.
❤❤❤
Pagi ini Aurel sedang berkutik di depan laptopnya ia sedang mencari informasi tentang sekolahan.
Seketika acaranya terganggu karna handphonenya berdering, ia berdecak sebal.
Aurel mengambil handphonenya yang berada di sebelah laptopnya, di lihat nya
keysa is calling
Ia pun menggeser tombol hijau di layar handphonenya.
"Halo kenapa key?" tanya Aurel to the point.
"Halo Aurel gue boring nih,gue ke rumah lo ya ??" sahut Keysa di seberang,senyum Aurel mengembang.
"Oke,gue tunggu."
"Tut...tut..." sambungan pun terputus,Aurel kembali asik dengan aktifitasnya.
Setelah Aurel merasa lelah melototin laptopnya,ia mengubah posisinya menjadi berbaring,dilihatnya langit-langit kamarnya yang bercatkan putih tersebut.
Ceklek.
Pintu kamar Aurel terbuka sontak Aurel menoleh kearah pintu kamarnya namun tak ada yang menandakan ingin masuk, Aurel mengernyit heran namun ia masih saja diam di posisinya.
"Baaa..." Keysa muncul dari balik pintu membuat Aurel sedikit terkejut.
Tanpa persetujuan,Keysa pun ikut berbaring di sebelah Aurel.
"Boring banget gue dirumah sendirian." ucap Keysa tanpa menatap Aurel
"Key,,,gue lagi bingung mau ngelanjutin SMA dimana?" ucap Aurel mengalihkan pembicaraan.
"Kalo lo dimana?" lanjut Aurel.
Pletak.
Satu jitakan berhasil mengenai kepala Aurel sontak Aurel meringis kesakitan.
"Lo tolol ato bego sih?nyari SMA aja ribet?!"
Aurel melongo."Lo punya abang sekolah di Tunas Bangsa, kenapa gak disitu aja?" sambar Keysa,Aurel menepuk jidatnya.
"Iya juga ya."
"Gue juga masuk situ kok." ucap Keysa sontak Aurel mengubah posisinya menjadi duduk seraya menatap Keysa tak percaya.
"Serius lo?"
"Dua rius." sahut Keysa.
"Yeee...." Aurel bersorak senang seraya mengguncang tubuh Keysa yang masih berbaring.
"Bang Rey mana?" tanya Keysa.
"Tuh ada di kamarnya."
"Hah gak sekolah?"
Pletak.
Kini giliran Aurel yang menjitak kepala Keysa.
"Lo pikun ya,ini kan lagi liburan" sambar Aurel.
Keysa pun mengelus kepalanya yang terasa sedikit sakit.
❤❤❤
Aurel mencari informasi pendaftaran SMA Tunas Bangsa tepatnya sekolahan Rey.
Aurel mengangguk kecil di hadapan laptopnya.
"Berarti pendaftaran nya 3 hari lagi." ucapnya sendiri.
Aurel memperhatikan tanggal pendaftaran yang di tentukan pada tanggal 1-15 Juni.
Setelah itu Aurel menutup laptopnya ia bangkit dan mengambil pigura yang berisikan foto Rey.
"Bang..." lirihnya
"Aku pengen kita dekat kaya dulu lagi,aku kangen bang Rey yang dulu yang selalu ngelindungin aku dan sekarang aku perlu bang Rey,aku mau cerita sama bang Rey karna aku udah gak tahan untuk ngadepin ini semua,aku cape bang. " Aurel mengelus pigura tersebut melihat wajah Rey yang begitu tampan dan melihat mata birunya membuat orang yang melihatnya terasa nyaman.
Aurel menghela nafas seraya kembali meletakkan pigura tersebut,ia melihat ke jam dinding kamarnya sudah menunjukkan pukul tujuh malam.
Aurel pun keluar kamar karna sudah waktunya makan malam,ia pun menuju ruang makan.
Aurel menuruni anak tangga rumahnya,dilihatnya ruang makan hanya terlihat Rey yang sedang asik makan.
Aurel menghampiri meja makan dan ia memilih tempat duduk tepat di sebelah Rey.
Rey menoleh sebentar setelah itu kembali asik dengan hidangan yang di santapnya. Tak ada pembicaraan diantara kedua insan tersebut.
Setelah selesai makan Rey menyeruput air minumnya dan bangkit ingin beranjak pergi, dengan langkah santai ia meninggali Aurel yang masih makan.
"Bang..." panggil Aurel terdengar lirih.
Langkah Rey terhenti setelah mendengar Aurel memanggilnya namun ia tidak menoleh sedikitpun ke arah Aurel.
"Aku kangen bang..." lanjut Aurel seraya tertunduk namun tak ada respon dari Rey, ia kembali melangkah meninggalkan Aurel.
Aurel menghela nafas kasar,kini nafsu makannya telah hilang.
***
Typo berhamburan
Maafkan cerita yang tidak bagus..hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Try to be strong
Teen FictionAurelia kimberly seorang gadis yang tak dianggap oleh keluarganya itu mencoba meyakinkan bahwa ia benar benar tidak salah atas kejadian 5 tahun silam. Namun rasanya menyakitkan jika berpura-pura kuat menghadapi keluarganya yang benar benar acuh pada...