Empat belas

6.1K 360 23
                                    

"Aku di buat bungkam olehnya, karena pernyataan cinta yang tak ku mengerti apa itu artinya."
***

Aurel pun bingung dengan keadaan saat ini, di saat Arkal memanggil dirinya dan kedatangan Rey yang langsung memanggil kedua temannya. Mereka saling terdiam sampai akhirnya Rey menghampiri kedua temannya.

"Kenapa Rey? " tanya Arkal bingung.

"Oh, gue Cuman manggil. Yaudah yuk kita mesan makanan." ucap Rey, ia sengaja memanggil kedua temannya pa7dahal bisa saja ia langsung menghampiri mereka. Tetapi karena Rey melihat Arkal yang ingin mengampiri Aurel, ia pun langsung memanggil kedua temannya agar Arkal gagal untuk berbicara kepada Aurel.

"Eh ben-"

"Ayo deh buruan, mumpung gue baik jadi gue traktir." ucap Rey memotong pembicaraan Arkal.

"Asik bos..." sahut Bobby riang.

Sedangkan Arkal pasrah karena sudah di tarik paksa dengan kedua temannya, dan artinya pun kali ini ia gagal meminta kontak Aurel.

Setelah merasa kedua temannya lengah, Rey menoleh kebelakang melihat Aurel yang masih terdiam, Rey menatap sinis Aurel yang dapat Aurel artikan sebagai tatapan 'melarangnya untuk tidak berbicara dengan Arkal'. setelah itu Rey tak lagi menatapnya.

Aurel menghela nafas seraya kembali berjalan menuju meja yang sudah ditempati kedua temannya. Setelah meletakkan tiga gelas es teh Aurel pun duduk di sebelah Shilla.

"Kok lo lama sih, keburu gue keselek ini.'' sambar Keysa.

"Iya kok lama sih rel?"

"Em,,,tadi es batu nya kehabisan, makanya lama "alibi Aurel dan untung saja kedua temannya percaya dan membuat Aurel sedikit lega.

*****

Setelah beranjak pergi dari kantin Arkal tak banyak bicara, bilang saja ia lebay karena memang seperti itu lah Arkal jika sedang marah.

"Lo kenapa sih Kal ?"

" Iya, lo kenapa sih kal?" timpal Rey berpura-pura tidak tahu.

"Gue kesel, karena gue gagal minta nomornya Aurel."

Rey terdiam, ia tidak bisa membiarkan itu.

"Yee,,, alay lo. Kan bisa besok-besok." ucap Bobby seraya melempat kulit kuaci ke arah Arkal.

"Eh, gue mau ke toilet bentar ya." Rey melangkah keluar kelasnya, ia berbohong jika ia berkata ingin ke toilet melainkan ia mencari keberadaan Aurel.

Dewi Fortuna sedang berpihak kepada Rey, ia melihat sosok Aurel yang baru saja keluar dari perpustakaan dan Aurel pun hanya sendiri. Karena korirdor perpustakaan selalu sepi jadi lebih memudahkan Rey untuk memberinya peringatan.

Rey mencekal tangan Aurel yang tentunya terkejut, Rey membawa Aurel menepi. Setelah itu ia menghentakkan tangan Aurel diudara. Kini Aurel tertunduk seraya mengusap pergelangan tangannya yang memerah akibat cekalan Rey yang begitu kuat.

"GUE UDAH BILANG, JANGAN DEKETIN ARKAL!" ucap Rey penuh penekanan. Namun Aurel tidak diam begitu saja, ia mendongak memberanikan diri bertatapan dengan Rey yang menatapnya dengan penuh kebencian.

Try to be strongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang