Zama menatap heran kakaknya yang tidak berhenti tersenyum sepulang nya dari rumah Kak Rey. Ia memicingkan matanya lalu berinisiatif untuk memvideo kakaknya secara diam-diam.
Merasa sudah cukup puas menjadi paparazzi mendadak, Zama pun meninggalkan Arkal yang masih duduk di sofa ruang tengah. Lalu ia masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintu. Lalu ia pun memposting video kakaknya di instagram story nya dan tidak lupa menandai instagram Arkal.
"Emang persis orang gila sih kakak gue." ucap Zama dengan kikikannya.
Setelah itu Zama sudah bersiap-siap untuk tidur, belum saja ia memejamkan matanya, pintu kamarnya tiba-tiba digedor disertai teriakan Arkal yang menyuruhnya menghapus videonya. Zama pun tertawa puas mendengar sumpah serapah yang Arkal lontarkan.
"Lagian dateng-dateng mancing kejailan gue lo." sahut Zama berteriak lalu setelah itu sengaja ia membaca doa sebelum tidur dengan suara yang sedikit keras agar Arkal mendengarnya.
"GUE ADUIN KE NYOKAP LO UDAH NGILANGIN TUPPERWARE!"
Zama pun kembali duduk dengan tegak setelah mendengar teriakan Arkal, ia menggeram kesal karena menyesal sudah bercerita ke Arkal bahwa tupperware milik mamanya hilang.
"IYA, IYAAA GUE HAPUS! DASAR TUKANG NGADU!" Zama rela mengalah kali ini, demi keselamatan dirinya ia pun menghapus video Arkal dari instagram story nya.
Dapat ia dengar kakaknya tertawa terbahak-bahak. Karena kesal Zama melempar sebuah bantal ke arah pintu kamarnya berharap kakaknya cepat pergi, namun ia kembali mendengar suara Arkal, "Selamat tidur adikku, jangan lupa besok tupperware nya di cari." ucap Arkal dengan nada yang menyebalkan.
***
Jarang sekali sepagi ini Arkal sudah bersenandung di depan cermin sembari menyisir rambut nya, dan tak biasanya ia bersemangat untuk berangkat ke sekolah di musim ujian ini."Kenapa?" tanya Aurel seraya melangkah ke arah balkon.
Arkal pun mengikuti langkah Aurel dengan perasaan yang campur aduk.
"Gue boleh minta nomor lo gak?" ucap Arkal to the point.
Aurel berbalik badan mengahadap Arkal yang sedari tadi memperhatikannya, ia mengangguk sebagai jawaban.
Arkal pun langsung meronggoh saku celananya mengambil handphonenya dan memberikan ke Aurel.
"Makasih ya kak." ucap Aurel seraya mengembalikan handphone milik Arkal.
"Kok jadi lo yang bilang makasih?" tanya Arkal bingung karena seharusnya dirinya lah yang berterima kasih.
"Tentang bang Rey." sahut Aurel dengan senyum tulusnya.
Arkal pun menggangguk dan tersenyum, ia menghela nafas lega melihat senyum bahagia Aurel.
Setelah selesai menyisir rambut, Arkal pun mengambil tas dan menyampirkan di bahu kanan nya, lalu ia pun segera keluar kamar.
Saat ia melihat Reyana yang sedang sibuk menyiapkan sarapan, Arkal pun berinisiatif untuk membantu mama nya. Ia meraih piring dari tangan Reyana, lalu meletakkannya di atas meja makan dan kembali membantu menuangkan susu yang di buat Reyana ke gelas.
Reyana terkejut saat tiba-tiba Arkal yang ia masih anggap putra kecil mengambil alih piring dari tangannya, yang lebih membuatnya terkejut lagi, anaknya ini sudah rapi, SUDAH RAPI.
Reyana menyentuh lengan Arkal lalu beralih ke pipi putra kecilnya tersebut. "Kal, kamu ngigo ya? Ini belum jam enam loh kal." ucap Reyana khawatir.
Arkal tertawa kecil melihat reaksi mamanya, lalu ia menyisir rambutnya ke belakang lalu menyilangkan tangan di depan dadanya.
"Gimana ma? Udah idaman belum anak mama ini?" tanya nya percaya diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Try to be strong
Teen FictionAurelia kimberly seorang gadis yang tak dianggap oleh keluarganya itu mencoba meyakinkan bahwa ia benar benar tidak salah atas kejadian 5 tahun silam. Namun rasanya menyakitkan jika berpura-pura kuat menghadapi keluarganya yang benar benar acuh pada...