Malam harinya Aurel diantar kan makanan oleh Bi Surti ke kamarnya, begitu melihat keadaan Aurel tadi siang bi Surti sangat khawatir.
"Di makan ya non."ucap bi Surti
"Makasih ya bi."
Bi Surti pun mengangguk sopan dan beranjak pergi dari kamar Aurel.
Aurel pun makan di tengah keheningan kamarnya. Tak terasa matanya memanas teringat akan hal dimana ia sedang sakit akan selalu di rawat oleh Alena, ia tersenyum getir seraya menggelangkan kepalanya mencoba mengusir memori indah yang kini teras sakit.
"Lo udah gede rel, gak boleh nyusahin orang, lo udah cukup ngebebanin mereka."ucapnya dalam keheningan.
Air matanya akhirnya menetes, berulang kali ia mencoba menguatkan diri sampai akhirnya ia tak lagi menangis, ia sadar, dirinya lelah untuk terus menangis akan hal yang gak akan mungkin merubah takdirnya.
******
Rey mengusap kasar wajahnya, ia merasa bersalah dengan kejadian yang menyebabkan Aurel jatuh pingsan. Namun egonya menang, ia tak ingin meminta maaf walaupun ia tahu ia yang salah.
Rey berjalan menuju balkon kamarnya, ia duduk dikursi seraya menatap bintang yang terlihat banyak malam ini, ia tersenyum miris.
"Abang yakin kamu termasuk dari banyaknya bintang malam ini, maaf dek abang belum bisa jadi kakak yang terbaik, andai aja waktu itu abang didekat kamu, gak akan abang biarin cewek gak tau diri itu ngebunuh kamu."
Rey menggelengkan kepalanya, ia tak boleh nangis karna ia juga tak ingin Arin ikut bersedih melihatnya, Rey menghela nafas panjang seraya menutup kedua matanya membiarkan badannya diterpa dinginnya angin malam.
*****
Merasa sudah mendingan, Aurel pun memutuskan untuk pergi ke sekolah menjalankan hari kedua MOS. Aurel berjalan menuruni anak tangga, dilihatnya Alana,Ridwan dan juga Rey sedang sarapan sesekali mereka tertawa bersama.
Aurel tersenyum tipis,sangat tipis, ia senang melihat kehangatan keluarganya walaupun tanpa kehadirannya. Ia tidak ingin mengganggu mereka akhirnya Aurel memutuskan untuk sarapan di sekolah saja.
Aurel berjalan melewati meja makan, tak ada satupun dari mereka yang menanyakan Apakah Aurel tidak ikut sarapan?
Aurel tertawa dalam hati "gak mungkin." batinnya.Lewat nya Aurel tadi bukan berarti mereka tak sadar, mereka sadar hanya saja mereka tidak perduli kecuali Rey.
Rey teringat dengan keadaan Aurel terakhir kali namun ia mengusir jauh-jauh pikirannya tentang Aurel.*****
Rey berjalan menuju kelasnya XI IPA 3. Setelah meletakkan tasnya, ia kembali keluar dari kelas dan menuju ruang osis.
Setelah masuk ke ruang osis hanya ada Egha.
"Dari tadi lo?"tanya Rey sontak Egha menoleh dan mendapati Rey."Iya nih,lagi ngeprint kertas peminatan kelas buat anak baru."
Rey mengangguk samar.
Seketika Egha teringat sesuatu "Oh iya Rey, soal kejadian kemarin, jangan lagi, lo ngasih tugas sewajarnya aja."
Seketika Rey terdiam memejamkan matanya "Ya,sorry."ucapnya tanpa menatap Egha.
Rey menghela nafas kasar,tak habis pikir.
"Sebegitu fatalnya yang gue lakuin?"batinnya.
*****
Ketiga most wanted NB sedang berjalan menelurusi koridor jelas saat jam istirahat.
"Arkal ganteng banget.."
"Bobby lucu bangettt...''
"Rey cool abis,parahh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Try to be strong
Ficção AdolescenteAurelia kimberly seorang gadis yang tak dianggap oleh keluarganya itu mencoba meyakinkan bahwa ia benar benar tidak salah atas kejadian 5 tahun silam. Namun rasanya menyakitkan jika berpura-pura kuat menghadapi keluarganya yang benar benar acuh pada...