Empat

1.5K 139 15
                                    

"Assalamualaikum warahmatullahhiwabarakatuh" ucap Rayhan

"Waalaikumsalam warahmatullahhowabarakatuh."

"Teman teman yang saya hormati..."

Rayhan memberikan kultumnya dengan santun dan berwibawa di musholla kampus seusai shalat dhuhur berjamaah.

Terlihat Husna dan juga Abibah berada disana. Mendengarkan kultum dengan khusyuk. Meski sesekali Abibah menatap bang Rayhan dengan tatapan memuja.

"Jangan di lihatin lama-lama" bisik Husna.

"Iya, dikit doang juga" kata Abibah.

"Husna" bisik Abibah.

"Apa."

"Kayaknya, aku suka sama bang Rayhan" kata Abibah mengakui perasaannya.

"Kayaknya? Bukannya emang udah?" cibir Husna.

"Iih kamu ini." kata Abibah malu.

Husna terkekeh pelan melihat tingkah sahabatnya ini.

Mereka kembali fokus pada kultum yang di sampaikan Rayhan. Setelah kultum selesai mereka langsung keluar dari musholla kampus.

"Husna, Abibah" panggil Rayhan.

Husna dan Abibah menghentikan langkahnya, mereka menengok ke arah suara yang memanggilnya.

"Ada apa bang Ray?" tanya Abibah langsung begitu melihat Bang Rayhan yang memanggil mereka.

"Ah tidak ada, kalian mau kemana setelah ini?" tanya Rayhan yang kini sudah mendekat pada mereka.

"Kami akan langsung pulang bang. Ada apa?" tanya Abibah.

Rayhan melirik ke arah Husna yang diam saja dari tadi. Kemudian berkata."Kalian nggak mau ikut kegiatan musholla nanti sore?" tanya Rayhan.

"Kami ikut bang jangan khawatir." kata Abibah tersenyum.

"Baiklah kalau begitu, sampai jumpa nanti sore" ucap Bang Rayhan kemudian berlalu dari sana.

"Aneh tidak sih?" tanya Abibah masih menatap kepergian Bang Rayhan.

"Apa atau siapa yang aneh?" tanya Husna.

"Sudahlah, ayo" ajak Abibah. Mereka kembali ke kosan untuk beristirahat sebentar sebelum sorenya kembali kampus.

"Aku numpang tidur dulu ya" ucap Abibah merebahkan tubuhnya begitu sampai di kamar Husna.

"Ganti baju dulu" seru Husna.

"Dasar kebo" ucap Husna yang melihat Abibah sudah lelap tertidur. Husna mengganti pakaiannya dan membuka laptopnya.

Ia mencoba menyelesaikan tugasnya supaya akhir pekan nanti ia bisa mencari beberapa novel yang ingin di bacanya.

Saat sedang mengetik tiba-tiba ia teringat pada Dhangku. Jantungnya langsung berdebar.

"Gue kangen sama loe"

Kata-kata itu masih saja terngiang-ngiang di telinganya. Menghantarkan perasaan hangat ke hatinya. Husna membuka layar ponselnya. Tidak ada notif apapun di sana membuat Husna menghela napas kecewa.

Husna berharap Dhangku akan menghubunginya atau sekedar menyapa melalui line. Husna kembali fokus pada tugasnya.

"Kamu nggak tidur siang Na?" tanya Abibah yang sudah bangun dari tidur siangnya.

"Selesai" seru Husna.

"Apanya yang selesai?" tanya Abibah yang kini sudah bangun dari kasur empuk milik Husna.

"Tugas aku sudah selesai" jawab Husna.

"Owh."

"Owh," ucap Husna mengulang kata Abibah.

"Ya. Memangnya aku harus bilang apa" kata Abibah.

"Ya harusnya kamu itu bilang, astaga iya, tugasku belum selesai. Aku akan mengerjakannya secepatnya. Begitu" kata Husna.

"Hehehe nanti saja, sekarang aku mau mandi dulu. Bajuku masih ada di sini kan?" tanya Abibah.

"Iya masih, buruan. Aku juga mau mandi nih" kata Husna.

Satu jam kemudian mereka sudah siap untuk ke kampus lagi. Mereka ada kegiatan musholla kampus, terkadang mereka berdiskusi kecil tentang materi kuliah yang di anggap cukup sulit atau bahkan sama-sama mengkaji arti sebuah ayat alquran.

"Assalamualaikum" ucap Husna dan Abibah bersamaan.

"Waalaikumsalam warahmatullahhiwabarakatuh" balas Mbk Ela, Mbk Dian dan Mas Fajri yang sudah ada di musholla.

"Bang Rayhan belum datang ya" bisik Abibah.

"Mau bertemu Bang Rayhan atau mau ikut kajian?" tanya Husna.

"Dua-duanya boleh dong" jawab Abibah sambil tersenyum.

Satu persatu teman-teman yang lain datang, menambah keramaian di musholla kecil kampus mereka.

"Assalamualaikum, maaf saya datang terlambat."

"Bang Rayhan datang juga" pekik Abibah pelan di telinga Husna.

"Ish kamu ini, biasa aja kali" jawab Husna.

"Apapun tentang Bang Rayhan itu tidak akan pernah biasa Husna" jawab Abibah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Abang antar pulang ya?" kata Bang Rayhan menawari Husna tumpangan setelah acara kajian di musholla usai.

"Nggak usah Bang, terima kasih banyak. Aku ikut pulang sama Abibah" tolak Husna halus.

Rayhan tidak kehilangan akal. "Abang mau ajak Husna makan malam bagaimana?"

"Makan malam?" tanya Husna.

"Aduh bagaimana ya" ucap Husna.

"Husna, ayo?" kata Abibah yang mendekati Husna dan Bang Rayhan.

"Bang Rayhan mengajak kita makan malam, kamu bisa nggak?" tanya Husna.

Bohong. Rayhan hanya mengajak dirinya bukan bersama Abibah, tapi Husna merasa perlu melakukan hal ini.

"Tentu saja bisa Bang, di mana?" tanya Abibah semangat.

Rayhan hanya tersenyum kecut tapi kemudian berusaha menampilkan senyumnya. Apa ini berarti penolakan dari Husna? pikirnya. Ah, tidak. Mungkin saja Husna masih malu padanya batinnya berusaha meyakinkan dirinya.

"Pakai mobilnya Abang saja" kata Rayhan akhirnya.

"Iya. Mobilku aku tinggal di kampus, nanti Abang anterin kita ke kamous lagi ya" kata Abibah yang di balas anggukan kepala oleh Rayhan.

"Ayo Husna, silahkan masuk" kata Bang Rayhan membukakan pintu penumpang di depan pada Husna. Membuat Abibah terdiam sesaat.

"Husna di belakang saja, Abibah kamu yang di depan" kata Husna mendorong Abibah masuk ke dalam mobil kemudian Husna masuk ke kursi penumpang di belakang.

"Kenapa Husna?" tanya Rayhan dalam hatinya dan ia pun mulai melajukan mobilnya pelan dengan berbagai pertanyaan dalam hatinya.

Melalui kaca mobilnya Rayhan melirik ke arah Husna yang sedang memainkan ponselnya sambil sesekali tersenyum.

"Abang akan berusaha lebih keras lagi Husna, agar kamu melihat Abang." janji Rayhan dalam hatinya.


Doa di Sujud TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang